MOJOKERTO (bangsaonline) - Sebanyak 153 mahasiswa dari tujuh negara melakukan kegiatan sosial di enam dusun wilayah di Kecamatan Jatirejo, Mojokerto. Untuk menyelesaikan tugas kuliah kerja nyata (KKN), para mahasiswa ini membangun dan merenovasi sejumlah fasilitas umum (fasum) di enam dusun tersebut.
Menurut Ketua pelaksana Community Outreach Program (COP) Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya mengatakan, sebanyak enam dusun di Kecamatan Jatirejo, Mojokerto yang menjadi sasaran program Internasional Service Learning tahun ini. Yakni, Dusun Lebak di Desa Lebak Jabung, Dusun Lebak Sari dan Siman di Desa Rejosari, Dusun Sumber Jati dan Sumber Petung di Desa Sumber Jati, serta Dusun Kulubanyu di Desa Tawangrejo.
Baca Juga: Ketua Partai Ummat Jatim: Potensi Anak Bangsa Terpendam karena Kalah dengan Orang Dalam
"Kita pilih wilayah Mojokerto karena lebih dekat dengan Surabaya, serta masih banyak daerah tertinggal seusai data dari Bappeda Mojokerto," kata Frans saat meninjau beberapa hasil program fisik COP di Dusun Lebak dan Dusun Kulubanyu, Jumat (25/7).
Dari jumlah itu, 50 orang merupakan mahasiswa UK Petra, Universitas Ciputra Surabaya dan UK Widya Mandira Kupang. Sedangkan sisanya, berasal dari sebelas universitas asing. Di antaranya dari Dong Seo University Korea Selatan, International Christian University Jepang, Hongkong Baptist University, Inholand University Belanda, St Andrew University Jepang, Fu Jen University Taiwan, Lignan University Hongkong, Chinese University of Hongkong, Guangxi Normal University China, serta dari Guanxi University of Science and Technology China.
"Kita bagi setiap dusun antara 26-27 mahasiswa untuk menjalankan program pembangunan di masing-masing dusun," ucap Frans. Frans menambahkan, dalam kegiatan yang diselenggarakan selama tiga minggu (3-25 Juli) ini, mahasiswa menjalankan program pembangunan fisik dan non fisik. Pembangunan fisik meliputi pembangunan 11 toilet umum, renovasi gedung TK, PAUD dan SD, membangun perpustakaan sekolah beserta bukunya, rintisan budidaya ikan, serta program penjernihan air. "Proyek di setiap dusun ini merupakan hasil diskusi antara mahasiswa dengan masyarakat, karena dana terbatas. Untuk pembangunan non fisik diantaranya kampanye lingkungan hidup, hidup bersih, pelatihan budidaya ikan, mengajar di PAUD, TK, SD dan SMP," imbuhnya.
Baca Juga: Ratusan Mahasiswa Unirow Tuban Turun ke Desa Jalani KKN
Selain memberikan manfaat bagi masyarakat di enam dusun, menurut Frans, kegiatan ini juga memberikan pengalaman berharga bagi para mahasiswa peserta COP. "Mahasiswa bisa belajar tentang kehidupan, nilai-nilai kehidupan yang tidak didapatkan di bangku kuliah. Selama ini mereka hidup enak, sekarang mereka diharuskan merasakan langsung kehidupan di masyarakat bawah," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News