LUMAJANG, BANGSAONLINE.com - Kematian Sarifah (11), pelajar SD kelas lima sebuah sekolah dasar di Lumajang, memanas. Korban diduga meninggal dunia setelah mengikuti imunisasi Measles Rubella (MR) di sekolahnya.
Meski pihak keluarga sudah mengikhlaskan kematian itu, namun suasana menjadi panas. Gara-garanya, Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Lumajang, dr Tri Woro, menampik tudingan bahwa korban meninggal gara-gara imunisasi itu. Keluarga pun kecewa atas pernyataan tersebut.
BACA JUGA:
Meski sudah memasuki hari keempat meninggalnya Sarifah (11), warga Kelurahan Jogoyudan, Kecamatan Kota Lumajang, suasana duka masih menyelimuti keluarga. Agus, ayah korban, memang mengikhlaskan kepergian anak sulung itu. Namun dia kecewa atas pernyataan dr Tri Woro, saat konferensi pers, Sabtu (09/09).
"Sebenarnya saya sudah ikhlas. Tapi sesaat setelah saya mendengar pernyataan ibu Kepala Dinkes, saya sangat menyesal dan kecewa. Beliau tidak mengakui kesalahan dan kekurangan dari prosedur dari kesehatan," ujar Agus, Minggu (10/9).
Menurut Agus, pihak Dinas Kesehatan terkesan tidak bertanggungjawab atas kesalahan prosedur yang diduga tidak sosialisasi pada orang tua siswa.
"Pemberitahuan dari sekolah, soal imunisasi tidak ada. Menurut saya, imunisasinya itu bagus. Tapi prosedurnya saja yang kurang," keluhnya.
Agus menduga. anaknya meninggal karena penyakit yang diderita sebelumnya, bukan karena dampak imunisasi measles rubella. "Dua hari setelah mengikuti imunisasi measles rubella di sekolahnya, sakit. Padahal anak saya baru sembuh dari demam tinggi," terangnya.