PACITAN, BANGSAONLINE.com - Dari tahun ke tahun, jumlah pasien penderita stroke yang menjalani perawatan di RSUD dr. Darsono Pacitan terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data, pada awal semester pertama lalu, jumlah pasien stroke sudah bertengger di angka 210 penderita. Dari jumlah tersebut, sebanyak 183 orang adalah penderita stroke perdarahan dan 27 orang stroke sumbatan.
"Dari 183 pasien stroke perdarahan tersebut, sebanyak 105 orang di antaranya didominasi kaum hawa," kata dr. Iman Darmawan, Direktur RSUD dr. Darsono, Selasa (12/9).
Baca Juga: Info BMKG: Selasa Dini Hari ini, Trenggalek Diguncang Gempa Magnitudo 5,4
Mantan Kepala UPT Puskesmas Donorojo ini menyebutkan bahwa stroke perdarahan paling berpotensi penyebab kematian. Kasus tersebut bukan hanya terjadi di Pacitan, namun dunia Internasional mengakui, stroke perdarahan memang paling berpotensi sebagai penyebab kematian tertinggi.
"Di sepanjang Tahun 2016 lalu, sedikitnya sudah ada 81 pasien stroke perdarahan yang meninggal. Sedangkan sampai hari ini, kami tengah merawat 18 pasien stroke. Dua di antaranya dirawat di ICU, dan satu meninggal dunia. Sebelas lainnya menjalani rawat inap di unit stroke," jelas putra seorang perwira tinggi polisi berpangkat brigjend ini pada pewarta.
Iman mengimbau kepada masyarakat agar tetap menjaga pola hidup sehat. Caranya, teratur berolah-raga, tidak merokok, menghindari minuman beralkhohol serta makanan yang mengandung lemak jenuh serta mengendalikan emosional yang berpotensi penyebab depresi. Terlebih sekarang ini, penyakit stroke bukan hanya dialami kalangan manula. Tak sedikit pula kawula muda yang terserang penyakit mematikan tersebut. Penyebab dominannya adalah hipertensi, serta kelainan/cacat pembuluh darah otak. Namun juga ada penyakit bawaan lain, seperti halnya diabetes yang juga berpotensi penyebab stroke.
Baca Juga: Istri Kades di Pacitan Ngaku Dijambret dan Kehilangan Uang Rp14 Juta, Ternyata...
"Hampir 97 persen, hipertensi sebagai penyebab terjadinya stroke. Baik stroke perdarahan maupun stroke sumbatan," paparnya pada pewarta.
Sementara itu terkait kesiapan RSUD Pacitan dalam menangani pasien stroke, Iman menegaskan bahwa yang terpenting adalah ketersediaan SDM yang memadai. Selain dokter spesialis syaraf yang disiagakan di IGD, juga perawat yang telah didiklat khusus dalam menangani penderita stroke.
"Mereka ahli dalam melakukan fisioterapi maupun fisiowicara. RSUD Pacitan juga telah memiliki CT scan dan unit stroke. Pintu masuk pasien memang di IGD. Di situ harus disiagakan tenaga ahli agar tidak salah diagnosa. Bila tingkat kesadaran pasien stroke di bawah 7 atau sama dengan 7 GCS, wajib masuk ICU. Namun bila tingkat kesadaran diatas ambang batas tersebut, akan kita rawat inap di unit stroke dengan pengawasan dan perawatan tenaga medis yang memadai," tandasnya. (yun/rev)
Baca Juga: Haduh! Sapi Milik Warga Pacitan ‘Nyangkut’ di Atap Rumah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News