BLITAR, BANGSAONLINE.com - Santri yang menempuh pendidikan di pondok pesantren ternyata tidak hanya belajar ilmu agama saja, namun juga ilmu sosial dan pengetahuan. Santri Pondok Pesantren (Ponpes) Mambaus Sholikin di Desa Sumber, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar, salah satunya.
Empat santri asal Ponpes Mambaus Sholikin berhasil menciptakan robot Soccer mampu menggiring bola layaknya pemain bola dan menendang bola untuk memasukan ke gawang. Bahkan robot Soccer tersebut pernah menjadi juara lomba robot tingkat internasional.
Baca Juga: Ustad Pelempar Kayu Berpaku yang Tewaskan Santri Jadi Tersangka, Polisi Lakukan Rekonstruksi
Keempat santri ini yakni, Noval Hanif, Muhammad Gymnastiar, Farhan Habibi, dan Bahrul Bahria. Santri kelas 9 ini mampu membuat robot line follower (mengikuti garis) robot soccer (robot dapat bermain bola) bahkan robot drone (robot terbang). Robot line follower yang diciptakan oleh santri Ponpes Mambaus Sholikin ini mampu meraih juara pertama dalam Internasional Robotic Training Competition (IRTC) di Islamic Center, Johor Bahru Malaysia pada Januari lalu. Saat itu Muhamad Gimnastyar, satu dari empat santri pencipta robot Soccer menjadi satu-satunya santri yang mengikuti lomba dan mewakili Indonesia.
"Saat itu menjadi juara pertama, meski dengan persiapan yang mepet, yakni hanya satu hari menjelang lomba," ungkap Muhammad Gymnastiar, Santri Mambaus Sholikin, Minggu (17/9).
Sementara pada 6 sampai 10 November mendatang robot Soccer akan mengikuti lomba kedua kalinya di Tokyo Jepang. Kali ini empat santri pencipta robot akan berangkat untuk mengikuti lomba Internasional Islamic School Robotic Olypiade (ISRO) di Tokyo Jepang. Ada dua kategori robot yang akan dilombakan di Tokyo mendatang, yakni line follower dan robot drone.
Baca Juga: Pelempar Kayu Berpaku yang Tewaskan Santri di Blitar Belum Jadi Tersangka, Polisi Beberkan Alasannya
"Saat ini sedang fokus untuk mempelajari dan mempersiapkan robot untuk dapat berlomba dengan baik dan mampu bersaing dengan robot-robot dari negara lain," ungkapnya.
Untuk persiapan lomba ini, para santri mengikuti karantina yang dijadwalkan oleh pihak pondok pesantren. Mereka juga wajib mengikuti pelatihan program yang dijadwalkan. "Ada 12 kali pertemuan untuk pembinaan sebagai persiapan berangkat ke Jepang," ungkap Muklisin, Pengasuh Ponpes Mambaul Sholikin.
Ia berharap, para santrinya yang menjadi wakil Indonesia diperlombaan robot internasional ini dapat menyabet juara seperti Januari lalu. "Semoga dapat membanggakan Indonesia dalan perlombaan nanti," tegasnya.
Baca Juga: Polisi Mendadak Bongkar Makam Santri di Blitar, Ada Apa?
Ia mengharapkan dukungan dari berbagai pihak untuk mensukseskan kegiatan santrinya yang menjadi wakil Indonesia di ISRO 2017, di Tokyo Jepang. (blt1/tri/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News