Jakarta(bangsaonline)Makin banyak yang mempertanyakan sikap Menkominfo Tifatul
Sembiring yang terkesan enggan dan lamban memblokir video ajakan WNI untuk
berbaiat kepada Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di you tube. Jika
sebelumnya KH Hasyim Muzadi mendesak Tifatul agar segera memblokir video
tersebut , kini Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin bersikap serupa. Ia berharap
Kemenkominfo memblokir vídeo ajakan WNI untuk berbaiat ke ISIS. Alasannya vídeo
yang disebar melalui situs berbagi YouTube sudah mengganggu ketertiban umum.
"Jadi kalau pornografi bisa dilakukan langkah-langkah yang baik seperti
yang dilakukan Kominfo yang memblokir kenapa hal-hal yang sifatnya berpotensi
mengganggu ketertiban umum ini tidak dilakukan," ujar Amir Syamsuddin usai
halalbihalal di kantor Kemenkumham, Jl HR Rasuna Said, Jaksel, Senin
(4/12/2014).
Amir menyebut vídeo WNI yang mengajak masyarakat mendukung ISIS merupakan
tindakan melawan hukum. "Saya kira bisa dikategorikan sebagai mengajak
orang untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang melawan hukum di negara lain yang
kita akui itu suatu bentuk mengganggu ketertiban umum," tegasnya.
Kemenkum HAM menurut Amir tidak berwenang ikut campur dalam menangani
penyebaran kegiatan yang berhubungan dengan kelompok militan. Namun
Undang-Undang Nomor 11/2008 tentang Informasi dan Elektronik dapat diterapkan
oleh instansi yang berwenang.
"Oleh karena itu saya kira kita kembali saja kepada azas manfaat dari
hukum adalah semaksimal mungkin ketertiban umum," ujarnya.
Kemenkominfo sebelumnya menyatakan tidak bisa menutup vídeo berisi ajakan untuk
mendukung ISIS. Alasannya kementerian pimpinan Tifatul Sembiring ini menunggu
permintaan resmi dari lembaga terkait untuk memblokir vídeo.Tifatul Sembiring adalah menteri asal Partai
Keadilan Sejahtera (PKS) yang selama ini sangat inten menyaring konten internet
dengan cara memblokir. Tapi dalam kasus ISIS mantan aktivis Pelajar Islam
Indonesia (PII) ini malah sangat lamban.
Baca Juga: Bertemu Menkumham, Kakanwil Kemenkumham Jatim Laporkan Capaian Kinerja dan Pelaksanaan Anggaran
Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Moeldoko
menggelar rapat internal di Markas Besar TNI tentang masuknya paham Negara
Islam Irak dan Suriah atau Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) ke
Indonesia. "Setelah itu saya akan rapat lagi ke Istana," kata
Moeldoko, saat ditemui wartawan di kantornya, Markas Besar TNI Cilangkap,
Jakarta Timur, Senin, 4 Agustus 2014.
Dalam rapat internal itu, Jenderal Moeldoko memanggil sejumlah pejabat tinggi
TNI, salah satunya Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) Mayor Jenderal M.
Erwin Syafitri. Moeldoko ingin meminta laporan intelijennya terhadap ISIS.
Namun, Moeldoko belum bersedia mengatakan apa hasilnya pada media. "Tunggu
dulu, biar saya lapor dulu ke Istana," kata dia.
Adapun Erwin Syafitri mengatakan telah menyiapkan bahan laporan terkait ISIS
untuk disampaikan ke Panglima TNI. "Saya lapor ke Panglima TNI dulu,"
kata dia.
Sebelumnya, beredar video perekrutan ISIS di Indonesia yang
mendesak agar umat muslim Indonesia bergabung dengan perjuangan kelompok itu.
Gerakan itu muncul di sejumlah daerah, seperti di Solo, Malang, dan sejumlah
kota lain.
Deputi Pencegahan Perlindungan dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan
Terorisme Mayor Jenderal Agus Surya Bhakti mengatakan telah mendeteksi masuknya
paham ISIS sebelum organisasi tersebut dideklarasikan di Timur Tengah.
Sementara dari Malang Jawa Timur detik.com melaporkan bahwa
sebuah masjid bercat biru terletak di Dusun Sempu, Desa Gading Kulon, Kecamatan
Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur tengah ramai diperbincangkan. Kabarnya di
masjid itu pernah digelar deklarasi dan sosialisasi Ansharul Khilafah Jawa
Timur, akhir Juli 2014 lalu.
Lokasi masjid bisa terbilang terpencil. Untuk menjangkaunya harus melewati
jalan setapak lumayan terjal di tengah sebuah ladang, tepat melalui gapura
terpasang tulisan 'Makam Umum Dusun Sempu'.
Bangunan juga masih tampak baru dengan cat warna biru, jendela berukuran sedang
berjajar pada dinding bangunan, terpasang juga kubah kecil diatasnya sebagai
penanda tempat itu adalah rumah ibadah umat Islam.
Papan tulisan beralas batu marmer menempel di sebelah kanan pintu masuk bangunan.
Bertulis 'Masjid Jami Sulaiman Al Hunaishil' yang selesai dibangun pada
15/02/1435 Hijriyah oleh LP2I Al Fawaz.
Akhirnya tak satupun warga menyangka masjid tersebut menjadi tempat deklarasi
dan mendukung Amir Daulah Khilafah Syaikh Abu Bakr al-Baghdadi. Tapi apa benar
masjid itu menjadi tempat baiat kelompok ISIS belum bisa dipastikan.
Kepanikan serta kecemasan warga timbul. Setelah santer tersiar kabar jika
Ansharul Khilafah sudah mendeklarasikan dukungannya terhadap Negara Islam Irak
dan Suriah (ISIS) di masjid tersebut.
Muharim (60), salah satu warga rumahnya terpaut sekitar 200 meter dari masjid
pun cemas. Selain dia, satu warga lain mendirikan rumah di kawasan ladang
gersang tersebut
Baca Juga: Dampingi Menkumham Tinjau TPI Juanda, Kakanwil Kemenkumham Jatim Komitmen Beri Layanan Terbaik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News