NGANJUK (bangsaonline) - Siapa sangka bangunan berbentuk kerucut di Dusun Kendal, Desa Ngrengket, Kecamatan Sukomoro ini adalah sebuah permukiman warga. Karsito, pemilik sekaligus penghuni rumah yang terbuat dari pohon bambu yang telah dirakit dan ditempati hingga puluhan tahun, “inilah rumah saya yang telah saya tempati puluhan tahun,” kata Karsito, kepada Harian Bangsa, Senin (04/08).
Selintas memang tidak terlihat kalau bangunan yang tersusun dari batang-batang bambu kering itu merupakan pemukiman salah seorang warga. Melihat sepintas tempat itu hanya seperti tumpukan batang bambu kering yang disandarkan pada sebatang pohon yang tertata tidak beraturan, ada yang menyilang atau pun membujur ke atas. Tingginya kira-kira empat meter dari tanah dengan luas bangunan 5 x 6 meter. Namun begitu mendekat, teryata terdapat sela-sela yang hanya cukup untuk masuk satu orang, dengan lebar sekitar 40 centimeter.
Baca Juga: Hari Terakhir Kampanye, Bunda Ita-Mbak Zuli Keliling Nganjuk Dikawal Rombongan Ledang dan Becak
Di rumah itupun hanya ada satu pintu keluar dan masuk. Begitu masuk penghuni tidak langsung bertemu ruang tamu atau kamar. Baru setelah menemui ada tangga yang sengaja dibuat untuk menuju tempat tidurnya setinggi sekitar dua meter dari lantai. Jadi, tempat tidur yang selalu digunakan selama puluhan tahun tersebut berada di atas.
Tidak satupun perabot mewah rumah tangga terlihat dirumah itu, hanya alat masak sederhana terlihat untuk kebutuhan memasak penghuninya. Menu yang tersajipun bukan menu masakan mewah, hanya nasi putih, sambal dengan lauk kerupuk. Dalam kehidupanya yang serba kekurangan itu Karsito belum tersentuh bantuan apaun dari pemerintah, bahkan dirinya juga berharap agar kehidupan yang di jalani juga bisa berubah seperti masyarakat dengan memiliki rumah yang lazim di tempati. “Saya hidup mandiri, belum pernah ada bantuan apapun yang diberikan pemerintah kepada saya, sebenarnya saya juga mengharapkan kalau ada,” keluhnya.
Saat ini usia Karsito talah 52 tahun, sebagai seorang penjual bambu didesa itu. Dia hidup sebatangkara tanpa sanak saudara yang menemani. Namun kesendirianya tidak membuatnya patah semangat untuk mengahadapi hidup maupun dalam kondisi apapun. Dengan kondisinya yang serba terbatas, justru membuatnya matang berfikir dan bersikap. Dia begitu fasih saat menjelaskan perjalanan politik bangsa ini, termasuk alasan kuatnya memilih Jokowi sebagai presiden yang menjadi pilihannya. “Saya tak tau politik tapi saya tau yang saya pilih, saat pilpres dan jokowi pilihan saya,” tegasnya.
Baca Juga: Nganjuk Terima Penghargaan UHC Tingkat Provinsi Jatim di Acara Peringatan HKN 2024
Tidak heran jika pada dinding rumah itu terpampang poster calon presiden Jokowi - Jk. Di ujung bangunan terpasang bendera PDI Perjuangan, serta di dekat pintu masuk terdapat tulisan Jokowi – JK presiden Indonesia.
Saat ditanya terkait kondisi hidupnya yang memprihatinkan, Karsito malah tersenyum geli. Dia menjelaskan, keterbatasan ekonomi tidak bisa menjadi ukuran terkait pilihan idiologi. Karsito menjelaskan, selama ini rakyat Indonesia telah dijajah oleh para penguasa yang sudah lupa dengan garis perjuangan bangsanya sendiri. “saya adalah bagian dari korban penjajahan penguasa,”imbuhnya.
Kasianto berharap dengan menangnya Jokowi - JK sebagai presiden akan mampu merubah semuanya dan menghilangkan praktik penjajahan tersebut. "Saya yakin Jokowi mampu merubah dan membebaskan takyat dari penjajahan bangsanya sendiri,"
Baca Juga: Tembus Pasar LN dan Serap Tenaga Kerja Lokal, Khofifah Apresiasi Agrobisnis Bibit Buah di Nganjuk
pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News