TUBAN, BANGSAONLINE.com - Sosialisasi pengadaan tanah untuk pembangunan proyek srategis Nasional kilang minyak kepada masyarakat Desa Mentoso dan Desa Remen, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, di Hotel Wilis Kecamatan setempat diwarnai protes, Minggu (5/11).
Ratusan warga yang hadir dalam pertemuan tersebut dengan tegas menolak melepas tanahnya untuk digunakan sebagai lokasi berdirinya proyek kilang minyak Rosneft Oil Company.
Baca Juga: Terus Dikebut, Pembangunan Kilang GRR Tuban Serap 98 Persen Tenaga Lokal
Pantauan BANGSAONLINE.com di lapangan, ratusan warga yang hadir memenuhi gedung pertemuan berteriak “Tidak” saat perwakilan dari Pertamina menjelaskan materi sosialisasi. “Ora ape tak dol (Tidak akan saya jual),” teriak para warga yang hadir dalam sosialisasi.
Menurut Suwarto, salah satu warga yang maju ke depan panggung untuk menyuarakan aspirasinya, pembangunan kilang minyak tersebut hanya akan merugikan masyarakat. Ia meyakini, apabila kilang minyak itu dibangun, maka masyarakat akan kehilangan mata pencaharian karena sebagian besar warga berprofesi sebagai petani.
Sementara Narto, warga lainnya, mengaku menolak pembebasan lahan tersebut karena khawatir harganya yang terlalu murah. “Warga sudah dua kali ini terimbas pembebasan lahan untuk proyek-proyek sebelum ini. Jadi sudah trauma, takut kejadian yang dulu terulang kembali,” ucap Narto.
Baca Juga: Wacana Reaktivasi Jalur Kereta Api Sebagai Penyokong Industri di Tuban Masuki Ranah Diskusi
Sosialisasi yang rencananya berlangsung selama dua hari itu terpaksa harus dihentikan karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan untuk dilanjutkan.
Saat dikonfirmasi BANGSAONLINE.com, Kapolsek Jenu, AKP Elis Suendayati mengatakan bahwa warga yang hadir di luar perkiraan pihaknya. Pasalnya, tamu yang hadir bukan hanya undangan saja, namun masyarakat lainnya ikut serta, sehingga gedung mengalami over kapasitas.
Baca Juga: Kilang Minyak Tuban Butuh Pasokan Listrik Zero Failure, Pertamina Rosneft Gandeng PLN
“Rencananya dua hari, perintah Kapolres saat ini ditunda dulu, untuk besok dihentikan menunggu hasil koordinasi antara Pertamina, Polres, dan Pemprov,” ungkapnya.
Sementara itu, selaku Kepala Biro Administrasi dan Pemerintahan Setdaprov Jawa Timur, Anom Suharno mengatakan bahwa pertemuan ini baru tahap awal sosialisasi terhadap perencanaan pembangunan kilang.
"Wajar apabila warga belum memahami maksud pembangunan tersebut. Semuanya untuk kesejahteraan rakyat. Jelas untuk proyek sebesar ini pasti ada pro dan kontra. Masyarakat masih menganggap ini merugikan, namun sebenarnya ini untuk kesejahteraan rakyat," ungkapnya.
Baca Juga: Berdayakan Warga Lokal, Pertamina Rosneft Kirim 26 Pemuda Terbaik ke PEM Akamigas Cepu
Pihaknya berharap masyarakat mendukung proyek pendirian kilang minyak tersebut. "Upaya persuasif terus dilakukan untuk menyadarkan masyarakat tentang manfaat didirikannya kilang minyak tersebut. Kita tak perlu saling menyalahkan, ini suatu tahapan yang harus dilalui, dan untuk mensejahterakan rakyat," pungkas Anom. (gun/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News