Khofifah-Emil Jembatan Komunikasi Jokowi dan SBY

Khofifah-Emil Jembatan Komunikasi Jokowi dan SBY Airlangga Pribadi Kusman, PhD, Pengamat politik Unair.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Hubungan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selama ini selalu naik-turun. Terkadang bahkan sempat memanas. Contohnya saat Pilgub DKI Jakarta, di mana Partai Demokrat mengusung pasangan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Syliviana Murni.

Pasangan ini representasi Cikeas karena AHY notabene putra kandung SBY. Sementara Jokowi dianggap berseberangan karena dinilai berpihak pada pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat.

Namun belakangan hubungan keduanya mulai mencair, bahkan terbilang mesra. Dari mulai kedatangan SBY ke istana untuk jamuan makan malam hingga kehadiran SBY dalam upacara HUT RI Ke-72 di istana Merdeka.

Menjelang pilkada serentak tahun 2018, hubungan Jokowi dan SBY makin harmonis. Salah satu faktornya adalah langkah Partai Demokrat mengusung Khofifah Indar Parawansa sebagai Calon Gubernur (Cagub) dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) tahun 2018.

"Tak bisa dipungkiri posisi Khofifah selaku pembantu Presiden tak bisa lepas dari Jokowi. Karena itu, keputusan Demokrat mengusung Khofifah berpasangan dengan Emil Dardak bisa menjadi jembatan komunikasi antara Jokowi dengan SBY," terang pengamat politik Universitas Airlangga (Unair), Airlangga Pribadi Kusman, Senin (27/11).

Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unair itu menambahkan, terkait dukungan Partai Demokrat ke kubu Khofifah-Emil tersebut justru dapat dibaca sebagai upaya Partai Demokrat untuk membangun jalur komunikasi kepada paslon yang mendapat restu dari Presiden. 

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO