Pengembangan Ngawi Wilayah Utara Terhambat dengan Terbengkalainya JLU

Pengembangan Ngawi Wilayah Utara Terhambat dengan Terbengkalainya JLU Akses jalan yang rencananya digunakan untuk masuk ke wilayah utara.

NGAWI, BANGSAONLINE.com - Rencana pengembangan Kabupaten Ngawi wilayah bagian utara yang dikenal dengan bagian utara bengawan akan terhambat. Hal ini terkait dengan terbengkalainya pembangunan jalan lingkar utara (JLU). Proyek besar dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) memang nampak terhenti bertahun-tahun.

Salah satu yang menjadi hambatan dalam proses pembangunan JLU tersebut adalah pengadaan lahan yang membutuhkan waktu panjang. "Paling tidak butuh tiga tahunan untuk pembebasan lahan, itu pun belum terbebas semuanya," jelas M Sadli Kabid Pembangunan Jalan dan Jembatan DPUPR Kab Ngawi.

Lambatnya progres JLU ini terlihat dari perkembangan hingga akhir 2017, hanya pada proses feasibility study (FS) atau study kelayakan. Padahal masih dibutuhkan kajian khusus secara menyeluruh dan mendalam terhadap aspek teknis, ekonomi, keuangan, sampai lingkungan atas pembangunan tersebut.

Sedangkan dari pemerintah daerah menyiapkan tiga pilihan jalur sebagai alternatif yang bisa dipilih untuk pembangunan jalan lingkar tersebut. Ada yang melalui desa Kerek, Tawun, atau Selopuro.

’’Kami masih pilah mana yang paling efektif, ditentukan nanti setelah disurvei,’’ tambah Sadli.

Sedangkan tindak lanjut dari FS yang telah dilakukan baru dimulai tahun depan, DPUPR bakal melakukan survei investigasi untuk melangkah ke tahapan pengadaan lahan.

"DPUPR juga telah melakukan survei investigasi untuk menghitung segi pembiayaan yang dibutuhkan, serta kultur masyarakatnya. Untuk proses pembangunan JLU sendiri diperkirakan membutuhkan dana paling sedikit Rp 20 miliar. Itu pun hanya untuk pengadaan tanah saja, belum sampai ke pembangunan fisik dan lainnya. Dari Rencana Program Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang harus dicapai hanya sebatas pembebasan lahan," terang pria asli Makassar ini.

Untuk dapat menyambungkan dari wilayah utara bengawan ke ring road selatan diperkirakan membutuhkan jalan sepanjang 14 kilometer.

Wakil Bupati (Wabup) Ony Anwar Harsono mengakui bahwa kelanjutan pembangunan tersebut membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Makanya, pemkab berupaya menggandeng beberapa pihak untuk membantu meringankan beban anggaran daerah.

Namun orang nomor dua di Ngawi tersebut yakin bahwa pembangunan JLU akan cepat terwujud. Sebab, pembangunan infrastruktur tersebut bertujuan juga untuk pemerataan pembangunan akses infrastruktur daerah dan menekan angka kemiskinan daerah. Selain itu juga sebagai sarana pendukung jika Kawasan Peruntukan Industri (KPI) Pitu sudah beroperasi.

"Kita yakin untuk pembangunan ini akan menjadi prioritas dalam program pembangunan wilayah Ngawi," terang wabup yang akrab disapa mas Ony ini. (nal/ian)