Tiap Hari Sedekah Uang Jutaan Rupiah; KH Dr Asep Saifuddin Chalim MA, Putra Pendiri NU (1)

Tiap Hari Sedekah Uang Jutaan Rupiah; KH Dr Asep Saifuddin Chalim MA, Putra Pendiri NU (1) Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, MA, bersama istri, Nyai Alif Fadlilah. foto: dokumentasi PP Amanatul Ummah/ Djoko pitono

Hadraturssyaikh bahkan menugasi Kiai Abdul Chalim untuk mengisi nama-nama struktur PBNU pertama. Maklum, Kiai Abdul Chalim inilah yang paham figur-figur kiai atau aktivis NU untuk jadi pengurus Tanfidziyah. ”Ayah saya kan sekretaris Nahdlatul Wathan, sedang Kiai Abdul Wahab ketuanya,” tutur Kiai Asep yang lulusan IKIP (kini Unesa) Surabaya itu.

”Orang selama ini menganggap ayah saya sekretarisnya Kiai Wahab Hasbullah. Padahal ayah saya sekretaris Nahdlatul Wathan dan Katib Tsani PBNU. Ya, ada benarnya juga, jadi ayah saya sekretarisnya Kiai Wahab dan Hadratussyaikh,” tambahnya.

Pada susunan pengurus NU periode pertama Kiai Abdul Chalim memang tercatat sebagai Katib Tsani. Sedang Kiai Abdul Wahab Hasbullah adalah Katib Awal. Saat itu Hadratussyaikh KH Muhammad KH Hasyim Asy’ari Rais Akbar. Sedang Ketua Umum Tanfidziyah Hasan Gipo.

Uniknya, meski Kiai Abdul Chalim tiap hari bersama kiai-kiai besar dan pengasuh pesantren, tapi ia sendiri tak punya pesantren. Padahal Kiai Abdul Chalim juga teman seangkatan dengan Kiai Abdul Wahab Hasbullah ketika belajar di Makkah. Tak aneh, jika saat itu Kiai Wahab Hasbullah sempat menegur.

”Dari semua kiai yang jadi pengurus NU hanya sampean yang gak punya pesantren,” kata Kiai Abdul Wahab Hasbullah kepada Kiai Abdul Chalim.

Lalu apa jawaban Kiai Abdul Chalim? ”Nanti anak saya yang akan punya pesantren besar dan banyak santrinya,” jawab Kiai Abdul Chalim seperti dituturkan Kiai Asep.

”Kiai Wahab sempat tercengang mendengar jawaban ayah saya,” tutur Kiai Asep. Inilah yang disebut barakah oleh Kiai Asep. Doa dan prediksi ayahnya itulah yang kini menjadi kenyataan sehingga ia bisa mendirikan pesantren besar.

Yang menarik, Kiai Asep juga punya kebiasaan bersedekah tiap hari. ”Tiap pagi saya keliling sekitar pesantren bagi-bagi uang Rp 1 juta dalam bentuk pecahan Rp 10 ribuan. Saya tiap pagi juga ajak sarapan 20 orang dan kadang sampai 40 orang, termasuk santri yang tak kerasan,” tuturnya.

Bahkan tamu yang datang ke ndalemnya selalu diberi uang. Sehingga dalam sehari saja ia bersedekah jutaan rupiah. Loh bagaimana ceritanya? Ikuti serial berikutnya (bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO