PACITAN, BANGSAONLINE.com - Keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jatim 1 di Desa Sukorejo, Kecamatan Sudimoro, Pacitan kembali memunculkan gejolak sosial. Itu terkait limbah abu dari cerobong di pembangkit berdaya 2x350 Mw itu yang banyak dikeluhkan warga sekitar.
Imam dari Forum Komunikasi Masyarakat dan Pekerja menegaskan bahwa limbah abu tersebut menimbulkan dampak kesehatan, ekonomi, serta persoalan sosial. Sedangkan pihak PLTU dinilai kurang responsif.
Baca Juga: Di Balik Polemik IPAL Pasar Minulyo, DLH Pacitan Pastikan Belum Ada Dokumen Lingkungan
"Sebab pada Tahun 2016 lalu, warga hanya mendapatkan kompensasi berupa kain pel," sahut Nunung warga Sukorejo yang ikut dalam rapat koordinasi, Rabu (10/1).
Di lain pihak, Ketua Forum Komunikasi Masyarakat dan Pekerja Sucipto menambahkan jika selama PLTU itu beroperasi, banyak masyarakat yang menyampaikan keluh-kesah. "Sedangkan selama ini nyaris tidak ada petinggi di PLTU maupun karyawan yang dari luar dan tinggal di Sudimoro. Sehingga mengakibatkan kesenjangan sosial dan ekonomi," timpalnya.
Selain itu, ia juga mengungkapkan selama ini banyak pekerja dari luar daerah. "Sehingga masyarakat di Sudimoro merasa tidak diperhatikan. Contohnya pekerja cleaning service mendatangkan dari Surabaya. Karena itu kami berharap dengan berdirinya PLTU bisa lebih mensejahterakan masyarakat, termasuk perekrutan tenaga kerja bisa lebih transparan," bebernya.
Baca Juga: Anggota Paguyuban Pasar Minulyo Pertanyakan Fungsi IPAL, Ini Jawabannya
Menanggapi hal ini, GM PLTU Didik meminta adanya komunikasi serta masukan-masukan persoalan secara intens. "Saat ini kami belum bisa menjawab secara keseluruhan. Akan tetapi kami akan koordinasikan lebih lanjut, khususnya soal pekerja," jelas Didik.
Soal limbah, menurut Didik, pada tahun 2016 lalu sudah diberikan bantuan kesehatan dan penerangan jalan‎. Terkait pekerja, ia menyatakan jika manajemen telah mengutamakan dari warga ring 1 dan 2. Begitupun pelatihan sudah sering dilakukan, baik ke Jogja, Surabaya, serta lainnya.
Kades Sumberejo Suyono meminta agar perekrutan tenaga kerja jangan ada diskriminasi. Kuota tenaga kerja ring 1 supaya diperhatikan. "Bila tenaga kerja kami belum memenuhi syarat mohon di berikan pelatihan. Terkait abrasi terumbu karang yang ada di pantai Daki, kami mohon diperhatikan agar keindahan pantai di Desa Sumberejo tidak musnah," ucapnya.
Baca Juga: Soal Limbah Tambang PT DFMI di Arjosari, Warga dan Perusahaan Belum Ada Titik Temu
Hal yang sama juga disampaikan Tumardi Kades Sukorejo. "Persoalan limbah yang berdampak langsung ke masyarakat sekitar agar di kelola sebaik-baiknya. Persoalan tenaga kerja yang masih banyak menganggur agar dapatnya diperhatikan. Setidaknya ada pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan," pintanya. (yun/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News