Kepala Disnakwan Lamongan Ir Sukriyah,MM saat melihat peralatan pengolah limbah.
LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Pengembangan pertanian jagung modern di Lamongan dengan target produktifitas 10 ton per hektar membutuhkan ketersediaan pupuk yang memadai.
Melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lamongan menyiapkan ketersediaan pupuk organik di 12 kecamatan yakni Sukorame, Bluluk, Ngimbang, Sambeng, Mantup, Sugio, Kedungpring, Modo ,Laren, Solokuro, Paciran dan Brondong.
Baca Juga: Tak Ingin Warganya Terjebak Pinjol dan Investasi Bodong, Anggota DPR RI Jiddan Gelar Sosialisasi
"Lamongan memiliki kawasan percontohan pertanian organik,kawasan ini tidak sama sekali menggunakan pupuk kimia," ujar Kepala Disnakwan Lamongan Ir Sukriyah,MM ,melalui Sekretarisnya Bruno D Bu"u didampingi Kabid Bina Usaha S.Sumarsono, Kamis(18/1).
Dikatakan Bruno, dengan penerapan siklus Zero Waste Tersapu Jagat, baik limbah kotoran ternak maupun sisa pertanian bisa dimanfaatkan sebagai pupuk dan bahan pakan.
Di bidang pertanian, Pemkab Lamongan sudah sejak lama menginisiasi petani agar menerapkan pertanin organik. Dijelaskan Bruno Tersapu Jagat (ternak sapi unggul jagung meningkat) merupakan siklus pemanfaatan limbah pertanian dan peternakan secara tuntas, sehingga tidak ada limbah yang mengotori lingkungan.
Baca Juga: Lantik Direktur Utama BDL, Bupati Yuhronur Tekankan Dua Peran Perusahaan Daerah
“Pertanian jagung kini sedang berkembang pesat, demikian pula peternakan," katanya.
Masih kata Bruno, untuk menjaga ketersediaan pupuk organik Disnakwan melakukan pembinaan dan memberikan bantuan peralatan terhadap kelompok ternak (Pokter) untuk mengolah kotoran ternak sapi dan limbah jagung menjadi pupuk organik.
"Pokter sudah pandai mengolah limbah jagung dan kotoran sapi menjadi pupuk untuk tanaman pertanian," pungkasnya. (qom/rev)
Baca Juga: Pemkab Lamongan Siagakan 198 Tim Kebersihan Jelang Nataru
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Terkait
BANGSAONLINE VIDEO
