BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Kabupaten Bojonegoro mempunyai sembilan motif batik Jonegoroan yang menjadi ciri khas karya pengrajin di wilayah ini. Antara lain daun jati, padi, gatra, kayangan api, jagung, mliwis putih, tembakau, wayang tengul dan sapi.
Ide awal batik Jonegoroan ini berasal dari istri Bupati Suyoto yang ingin mengenalkan Bojonegoro melalui batik. Pada tahun 2015 batik Bojonegoro mulai diproduksi dan muncul di masyarakat. Tentunya hal ini menjadi salah satu keuntungan bagi produsen batik di Bojonegoro.
Baca Juga: WBP Lapas Ngawi Berlatih Batik Cap
“Penjualan batik terus meningkat dari tahun ke tahun. Apalagi setelah adanya batik khas Bojonegoro. Pegawai negeri dan anak sekolah diwajibkan memakai batik Jonegoroan setiap hari tertentu dan hal ini adalah hal yang paling tepat untuk melestarikan batik dan mengenalkannya,” tutur Amin pengrajin batik Jonegoroan pada wawancara kemarin.
Bupati Bojonegoro memiliki cara unik untuk melestarikan produk local, yaitu dengan cara mewajibkan seluruh anak sekolah dan pegawai negeri untuk memakai batik Jonegoroan setiap hari tertentu.
Setiap motif batik menyimbolkan tentang kekayaan dan sumber daya alam di Bojonegoro. Hal ini menjadi salah satu yang menarik dari batik Jonegoroan. Selain itu batik Jonegoroan sudah mengikuti beberapa pameran di Jawa Timur dan Nasional, salah satunya adalah Jatim Fair. Bupati Bojonegoro memiliki cara unik untuk melestarikan produk lokal yaitu dengan cara mewajibkan seluruh anak sekolah dan pegawai negeri untuk memakai batik Jonegoroan setiap hari tertentu.
Baca Juga: Gubernur Khofifah Hadiri Puncak Mojo Batik Festival 2023, Ada Tari Kolosal hingga Fashion Show
Untuk harga dari batik bergantung proses pembuatan. Semakin lama proses pembuatannya semakin mahal pula harganya. Harga yang paling murah untuk batik cap berkisar Rp 60 ribu per meter, sedangkan yang mahal bisa mencapai Rp 200 ribu per meter. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News