Hari Batik Nasional 2023, Gubernur Khofifah Terbitkan Surat Edaran

Hari Batik Nasional 2023, Gubernur Khofifah Terbitkan Surat Edaran Gubernur Khofifah ketika menghadiri pameran batik.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur mengajak masyarakat untuk melestarikan dan mempromosikan khas daerahnya masing-masing. Apalagi, Jawa Timur memiliki banyak sekali khas yang tersebar di kabupaten/kota.

Mulai dari Tuban, Banyuwangi, Madura, Ponorogo, Tulungagung, Trenggalek, Mojokerto, Pacitan, Sidoarjo, Bojonegoro, Jember dan sebagainya. Semua memiliki khas yang berkualitas dan menarik.

Baca Juga: Upaya Entas Kemiskinan, Pj. Gubernur Adhy Serahkan Program Rehab RTLH Warga Tak Mampu di Kediri

“Dari ujung barat Jatim sampai ujung timur, semua punya khas dengan motif yang khas dan tidak bisa ditemui di daerah lain,” kata di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin (2/10/2023).

Menurut dia, cara paling sederhana melestarikan dan mempromosikan adalah dengan bangga memakai itu sendiri. Apalagi Unesco sendiri telah menetapkan sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) pada 2 Oktober 2009.

Baca Juga: Pj. Gubernur Jatim Harap DPD Gerkatin Jadi Jembatan Pemenuhan Kebutuhan Kaum Tuna Rungu

Dengan demikian kita telah berkontribusi dalam membangkitkan industri di Jatim. Hal ini selaras dengan tema Hari Batik Nasional 2023 yakni Batik Bangkit.

“Tema Batik Bangkit, seyogyanya menjadi semangat yang sama seperti tema Hari Jadi Ke-78 Provinsi Jatim yakni Jatim Bangkit Terus Melaju. Dimana dalam tema tersebut terkandung semangat untuk bergotong royong membuat Jatim kembali bangkit dan terus melaju usai pandemi,” ujarnya.

“Mari kita jadikan momen Hari Batik Nasional ini sebagai momentum bergotong royong membangkitkan nilai ,” imbuhnya.

Baca Juga: Relawan Gus E Gelar Rakor di Sidoarjo untuk Kemenangan Bunda Khofifah-Mas Emil

Sebagai bentuk dukungan dalam upaya melestarikan , telah menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 800.1.12.5/37010/031.3/2023 tentang Penggunaan Pakaian Batik pada Hari Batik Nasional di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang menginstruksikan ASN dan PTT-PK mengenakan pada 2 Oktober 2023.

SE tersebut memperhatikan Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 2008 tentang Hari Batik Nasional dan menindaklanjuti Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2020 tentang Pakaian Dinas Aparatur Sipil Negara di lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah, serta Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 19 Tahun 2021 tentang Pakaian Dinas Aparatur Sipil Negara di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur.

“Jadi hari ini, 2 Oktober 2023 seluruh pegawai ASN dan PTT-PK di lingkungan mengenakan Pakaian Batik disertai dengan atribut dan kelengkapannya. Ini sebagai upaya menanamkan kecintaan sekaligus melestarikan - utamanya khas kabupaten/kota di Jatim,” urai .

Baca Juga: Tembus Pasar LN dan Serap Tenaga Kerja Lokal, Khofifah Apresiasi Agrobisnis Bibit Buah di Nganjuk

Tak hanya itu, ia juga terus mendorong promosi dari Jatim melalui banyak cara. Salah satunya mempromosikan Jatim saat menggelar misi dagang dan investasi di berbagai provinsi di Indonesia.

Terbaru, mengenalkan Dodot Iro pada saat misi dagang dan investasi di Banten. Batik Dodot Iro adalah khas Kabupaten Tuban yang menjadi salah satu tertua. Batik ini cukup kaku dan tebal ketika dilihat kasat mata, namun ketika digunakan terasa sangat dingin karena terbuat dari 100 persen kapas coklat asli.

“Saya kurang tahu di Indonesia, di mana lagi bisa ditemukan kapas coklat ini selain di Tuban. Tapi tanaman ini sangat mudah ditanam, bahkan bisa tumbuh di polybag dan tiga bulan sudah bisa dipetik dan kemudian dipintal menjadi benang untuk kemudian di tenun,” tuturnya.

Baca Juga: Pimpin Apel Kesiapsiagaan Hadapi Banjir, Adhy Karyono Optimistis Jawa Timur Siap Hadapi Bencana

Proses pembuatan nya pun cukup membuat terkesima. Ia menuturkan bahwa para anak-anak muda di Desa Margorejo dan Desa Kedungrejo Kecamatan Kerek tidak lagi membuat dengan lukisan tetap. Melainkan mereka melukis sesuai imajinasi yang mereka miliki saat itu.

“Batik ini bukan sembarang . Karena nilai sejarahnya, Tuban ternyata lebih tua dari Majapahit. Batik Majapahit adalah referensi dari Batik Solo dan Jogja. Pun penggunaan warna pada ini juga masih alami seperti indigo, kayu dan lain sebagainya,” jelasnya.

“Inilah yang menjadikan nilai keunggulan komparatif dan kompetitif bagi Jawa Timur khususnya Tuban,” ucap menambahkan.

Baca Juga: Warga Nganjuk di Pasar Berbek Nganjuk Full Senyum Disambangi Khofifah, Tukang Becak: Lanjutkan Bu!

Di akhir, turut mengajak pengrajin dan masyarakat untuk meningkatkan nilai tambah lokal khas Jatim. Misalnya memilih sebagai souvenir pada acara-acara penting.

"Bisa berupa tas, dompet maupun pernak-pernik lainnya. Mari sama sama kita lestarikan dan promosikan khas Jatim," katanya.

Hal ini juga telah dilakukan oleh ketika ada acara-acara kenegaraan di Gedung Negara Grahadi. Souvenir yang diberikan kepada tamu berupa tas , dompet , dan aneka olahan lainnya. Tak jarang tamu-tamu dari dalam dan luar negeri nampak terkesima dengan souvenir yang ia peroleh.

Baca Juga: Khofifah Puji Fasilitas Pembelajaran Modern dan Berteknologi Tinggi di Ponpes Dalwa Bangil

“Dengan cara ini, kami berharap bisa meningkatkan nilai lokal Jatim hingga di mata dunia,” pungkasnya. (dev/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Warga Kota Pasuruan Berebut Minyak Goreng Curah Saat Gubernur Jatim Pantau Operasi Pasar':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO