SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Nur Aisyah (21) mahasiswi jurusan Desain Grafis Unesa memulai usaha ilustrasi pop-up dengan penghasilan jutaan per bulan.
Awalnya Aisyah mengaku tidak bisa sama sekali menggambar ilustrasi. Pada suatu hari dia penasaran dan mulai belajar menggambar ilustrasi secara otodidak dengan meminjam peralatan menggambar digital pada salah seorang temannya.
Baca Juga: Suvenir G20 Pilihan Presiden Joko Widodo: Radio Kayu Tipe Klasik Modern
“Awalnya sih aku bener-bener iseng sih belajar bikin ilustrasi. Setelah belajar hasil gambarnya aku upload di instagram pribadiku dan di lihat sama mbak kos. Katanya kok bagus akhirnya dia minta aku buat bikinin ilustrasi buat temennya yang ulang tahun. Dari situ kepikiran untuk aku lanjutin jadi usaha,” ungkap Aisyah, Minggu (4/3/2018).
Usaha desain ilustrasi yang diberi lebel Kasikado ini mulai dirintis Aisyah sejak bulan Januari 2016. Semua pesanan ditanganinya sendiri tanpa menggunakan bantuan karyawan.
Harga karyanya ini dibandrol Rp. 100 ribu per frame untuk ilustrasi biasa dan Rp 125 ribu untuk ilustrasi pop up. “Kebanyakan orang menggambar ilustrasi itu main vektor dari aplikasi Corel atau semacamnya. Kalau saya bikin ilustrasi benar-benar digambar dari awal pakai aplikasi digital. Hasilnya akan lebih nyata.”
Baca Juga: Ibu Rumah Tangga di Kediri Sukses Sulap Gelas Plastik Bekas Jadi Tempat Tisu dan Aneka Suvenir
Untuk pengerjaan karya ilustrasinya Aisyah dapat menyelesaikan 1 karya maksimal dalam waktu tiga hari saja. Setiap bulannya Aisyah bisa mengerjakan 10 frame, bahkan lebih. Adapun langkah-langkah yang digunakan Aisyah untuk pengerjaan gambar ilustrasinya adalah pertama, foto dari pelanggan langsung digambar manual dengan alikasi Paint Tool SAI. Kedua, setelah gambar ilustrasi jadi, akan diedit layoutnya melalui aplikasi photoshop. Penggunaan aplikasi Photoshop ini hanya untuk menambahkan nama pelanggan atau tulisan-tulisan lain sesuai pemesanan.
Setelah gambar ilustrasi jadi selanjutnya masuk pada tahap cetak. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal Aisyah menggunakan paper art yang paling tebal. Untuk pigora sendiri, diakuinya jika dia memiliki relasi dengan pengrajin sehingga dirinya mendapat harga khusus. “Aku sudah ada relasi sama pengrajin pigora, jadi dapat harga khusus kalau beli banyak. Dari situ jadi bisa meminimalisir dana dan nambah untung juga,” jelas Aisyah.
Untuk pemasaran Kasikado biasnaya menggaet pelanggan melalui akun istagram @kasikadoaja, pemasarannya juga sudah menjangkau seluruh Indonesia.
Baca Juga: Berbahan Kaos Kaki Bekas dan Klobot, Ibu-ibu PKK Ngampelsari Buat Decoupage Dompet hingga Boneka
“Karena ada kaca dan takut pecah, waktu awal dulu aku gak berani kirim ke luar Surabaya. Dulu sempat ada pesanan dari Sidoarjo, pas sampai ke pelanggan ternyata pecah. Kalau sekarang saya sudah tahu cara pengemasan supaya tidak pecah jadi mulai berani terima pesanan dari seluruh Indonesia,” ungkapnya. Terakhir kali dirinya sempat menerima pesanan dari Jawa Barat, Jakarta, dan Manado.
Banyaknya usaha ilustrasi tidak membuatnya jera. Mempertahankan kualitas dan menunjukkan ciri khas Kasikado diakunya menjadi modal penting untuk kemajuan usaha ilustrasinya.”Disini usaha ilustrasi sudah banyak sekali, jadi bagaimana kita nunjukin ciri khas kita saja supaya mampu bersaing,” ujarnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News