Berawal Buatkan Sang Istri Hiasan Dinding, Usaha Pria Asal Blitar Ini Tembus Pasar Asia Tenggara

Berawal Buatkan Sang Istri Hiasan Dinding, Usaha Pria Asal Blitar Ini Tembus Pasar Asia Tenggara Hiasan dinding karya Andik Widodo kini menembus pasar mancanegara.

BLITAR, BANGSAONLINE.com - Berawal dari niat membahagiakan sang istri dengan membuat hiasan guna mempercantik dekorasi rumah, Andik Widodo (31) sukses menjadi pengusaha di usia muda. Ia membuat kayu berupa hiasan dinding dari bahan Papan MDF (Medium Density Fiber).

Ditemui di tempat produksinya di Jalan Majapahit Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Andik mengaku menggeluti usaha hiasan dinding ini sejak 2015 lalu. Awalnya, usai membuat hiasan dinding ia iseng memotret hasil karyanya dan dipajang di media sosial (medsos) pribadinya. Tak disangka, keisengan ini mendatangkan rezeki, karena banyak yang tertarik dan memesan.

"Awalnya istri suka dengan dekorasi rumah khas Turki yang bernuansa pastel. Waktu itu kan saya pikir mahal kalau harus beli. Kemudian saya berinisiatif membuat sendiri. Setelah saya buatkan untuk istri saya, kemudian iseng-iseng saya potret, kemudian saya unggah di media sosial. Ternyata banyak yang tertarik, dari situlah awal mula saya menekuni usaha ini," ujar Andik, Sabtu (21/11/2020).

Bermodal uang Rp 300 ribu, Andik kemudian mencoba menerima pesanan. Tak disangka, ia kebanjiran pesanan, mulai dari hiasan dinding, hingga kayu aplikatif seperti tempat tisu, tempat air mineral, dan tempat pisau dapur.

"Karena semakin banyak pesanan, kami akhirnya memperkerjakan sejumlah pegawai untuk membantu dalam proses produksi," imbuhnya.

Andik mengaku, memasarkan produknya secara online melalui marketplace dan Instagram. Dengan pemasaran online ini, kini pesanan yang diterimanya tak hanya dari dalam negeri, melainkan juga dari sejumlah negara di Asia Tenggara seperti Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura. Hiasan dinding buatannya dibandrol dengan harga mulai Rp 5 ribu hingga Rp 1 juta.

"Kami sudah mengirim ke berbagai daerah di Indonesia dan beberapa negara di Asia Tenggara seperti Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura. Kalau harga mulai lima ribu hingga satu juta, tergantung ukuran," jelasnya.

Meski begitu, usaha ayah satu anak ini tak lepas dari pasang surut. Terlebih di masa pandemi Covid-19, omzetnya sempat turun hingga 20 persen. "Omzet kami sempat turun hingga 20 persen, namun kami tetap mempertahankan dan memaksimalkan kualitas produksi dan mempertahankan pegawai yang ada," tambahnya.

Ia berharap, usahanya ini menjadi inspirasi bagi para pemuda lainnya. Utamanya pasangan muda yang baru menjalani kehidupan rumah tangga. "Saya berharap banyak yang terinspirasi. Utamanya untuk para pemuda dan pasangan suami-istri yang ingin memulai usaha," pungkasnya. (ina/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Komunitas Disabilitas Kota Pasuruan Raup Cuan dari Lampu Hias':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO