BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Jabatan Bupati Bojonegoro periode 2013-2018 yang dipikul Suyoto tinggal selangkah lagi akan berakhir. Lusa (Selasa, 13/3) jabatan orang nomor satu di Bojonegoro itu sudah digantikan oleh orang lain.
Informasi diterima dari Kepala Bagian Humas dan protokoler Pemkab Bojonegoro, Heru Sugiarto menyebutkan, pada Selasa besok Suyoto akan menjalani prosesi upacara serah terima jabatan di Pemprov Jatim, Surabaya. Namun sayangnya Heru belum mengetahui siapa pengganti bupati yang akrab disapa Kang Yoto itu.
Baca Juga: Disnakkan Bojonegoro Pantau Kesehatan Hewan Kurban
"Belum tahu. Baru besok Selasa di Surabaya kita tahu. Ditunggu saja," ucap Heru saat dihubungi via ponsel, Minggu (11/3).
Sementara, di penghujung jabatannya, Bupati Suyoto memberi sejumlah kado manis bagi semua lapisan masyarakat Bojonegoro. Salah satunya ribuan guru honorer di lingkungan Dinas Pendidikan mulai tingkat SD, SMP, dan SMA sederajat mendapat surat keterangan (SK) Sertifikasi. Ribuan guru honorer pun sumringah.
Selain itu, rekam jejak bupati asli Desa Bakung, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro itu juga cukup mentereng selama dua periode memimpin Kota Bojonegoro. Segudang penghargaan tingkat regional, nasional, hingga internasional telah diterima berkat pemikirannya mengelola dan membangun Bojonegoro tercinta.
Baca Juga: Pj Bupati Bojonegoro Serahkan SK Perpanjangan Jabatan Kades
Kabupaten yang mendapat kutukan kabupaten termiskin di Jawa Timur selama berpuluh-puluh tahun disulap Kang Yoto menjadi Kabupaten yang 'Matoh' (bagus, red). Kabupaten yang ramah hak asasi dan manusia (HAM), yang terbuka sistem pemerintahannya (Open Government Partnership atau OGP), serta sejumlah sebutan lain untuk Bojonegoro selama dua periode dipimpin Kang Yoto.
Selain itu, Kabupaten Bojonegoro juga keluar dari zona merah kemiskinan di Jatim. Tepat di tahun 2016 Bojonegoro keluar dari sepuluh besar daerah termiskin di Jatim.
Selain berhasil merubah title Kota Bojonegoro, Kang Yoto juga berhasil merubah wajah kota dengan segala pembangunannya. Gedung Pemkab Bojonegoro berlantai tujuh dibangun dengan tanpa sedikitpun kendala. Satu-satunya gedung tertinggi di Bojonegoro itu digunakan pelayanan satu atap agar memudahkan pelayanan terhadap masyarakat.
Baca Juga: Pemkab Bojonegoro akan Gunakan Videotron Alun-Alun untuk Nobar Timnas Vs Uzbekistan
Belasan 'prasasti' lainnya juga ditingggalkan suami Mahfudzoh selama dua periode memimpin. Di sektor olahraga Suyoto meninggali Gedung Olahraga (GOR), sektor pelayanan gedung Imigrasi, gedung PPIK, gedung Disdukcapil dan sejumlah gedung pelayanan lainnya.
Sektor pendidikan gedung Dinas Pendidikan, serta puluhan sekolahan tingkat SD, SMP dan SMA dibangun. Sektor pengairan Suyoto memberi tinggalan bermanfaat berupa jembatan plus bendungan gerak di Sungai Bengawan Solo, tepatnya di Desa Ringinrejo, Bojonegoro.
Bendungan itu menjadi pengendali air sungai saat musim kemarau, sehingga masyarakat di bantaran bisa memanfaatkan air untuk mengairi persawahan juga diproses melalui perusahaan daerah air mineral (PDAM).
Baca Juga: Pj Bupati Bojonegoro Ajak Masyarakat Dukung Pembangunan dan Jaga Stabilitas Keamanan
Sektor usaha dan bisnis Suyoto membuka perizinan bagi investor manapun seluas-luasnya untuk masuk, dan mendirikan pabrik serta usaha lainnya. Dengan begitu geliat perekonomian Bojonegoro semakin bergerak dan memberikan efek positif pada pendapatan masyarakat lokal.
Pengeboran minyak dan gas bumi (migas) di beberapa titik juga didukung sepenuhnya pemerintahan Suyoto. Blok Cepu di kawasan Kecamatan Gayam menjadi andalan Bojonegoro untuk menyumbang kebutuhan migas nasional.
Kesusksesan mengeksplorasi dan mengeksploitasi minyak dan gas yang terkandung di perut bumi Bojonegoro itu tentu membutuhkan kepandaian dan kepiawaian pemimpin. Sebab, berbagai persoalan pelik kerap muncul di sekitar ladang basah tersebut.
Baca Juga: Dicopot saat Naik Haji, Direktur RSUD Bojonegoro Ikuti Sumpah Jabatan Sambil Ibadah di Masjid Nabawi
Deretan 'peninggalan' diatas merupakan bagian kecil dari sekian banyaknya 'peninggalan' lainnya yang ada, dan belum bisa disebutkan.
Meski berhasil menorehkan sejumlah prestasi manis, dan berhasil merubah wajah Kota Ledre menjadi lebih baik, bukan berarti kepimpinan Suyoto tidak ada cacat. Tentu banyak sekali program serta pembangunan yang dilakukan Suyoto tidak sesuai harapan masyarakat.
Sektor infastruktur jalan misalnya, Bupati Suyoto belum berhasil menjadikan jalan desa dan kecamatan di Kota Ledre mulus seperti jalan di kabupaten tetangga, yakni Tuban.
Baca Juga: Bupati Ana Dituding Bunuh Mimpi Pemuda dan Telantarkan Pendidikan Warga Bojonegoro
Bojonegoro yang memiliki kontur tanah gerak membuat Suyoto berfikir cerdik dengan mempaving jalan poros desa dan jalan poros kecamatan. Sebab jika nekad di hotmix seperti Kabupaten Tuban, akan cepat rusak bila musim hujan tiba, namun jika memakai paving akan lebih mudah dilakukan perawatan bila terjadi kerusakan pada saat-saat tertentu.
Namun nyatanya selama sepuluh tahun garapan itu tidak sesuai harapan. Jalan berpaving banyak yang rusak mestinya segera ditangani oleh pihak terkait, namun nyatanya diabaikan. Banyak kubangan, paving berserakan hingga pohon pisang 'tumbuh' di tengah jalan. Kecelakaan yang menyebabkan kematian pun tak terhindarkan.
Baca Juga: Peduli UMKM, Kanwil Kemenkumham Jatim Apresiasi Pemkab Bojonegoro
(Kang Yoto tak canggung 'meminjam' punggung stafnya untuk dipakai tandatangan)
Kang Yoto Boyongan dari Rumah Dinas
Bupati Bojonegoro Suyoto bersama istrinya Mahfudzoh, Minggu siang (13/3/18), melakukan boyongan dari rumah dinas Bupati di komplek Pemkab Bojonegoro dengan menumpang becak.
Baca Juga: Dua Varietas Durian Lokal Bojonegoro Raih Sertifikat dari Kementan
Boyongan termasuk membawa barang-barangnya dengan diangkut becak roda tiga ke rumah pribadinya di perumahan Polim Regency jalan Arif Rahman Hakim, Kota Bojonegoro.
Boyongan Kang Yoto juga diiring puluhan becak yang ditumpangi para pejabat pemkab serta pegawai rumah dinas menuju rumah pribadi. Secara simbolis, boyongan Bupati Suyoto dan istrinya mencopot foto resmi dirinya di rumah dinas.
Dengan begitu, Kang Yoto tidak akan lagi berada di komplek Pemkab Bojonegoro kecuali acara tertentu, karena masa jabatan Kang Yoto habis pada Selasa depan.
Namun demikian, bukan tidak mungkin Kang Yoto bisa kembali menghuni rumah dinas Bupati lagi. Sebab, istri Kang Yoto Mahfudzoh akan bertarung di Pilkada Bojonegoro 27 Juni 2018 mendatang berpasangan dengan Kuswiyanto.
Jika istrinya terpilih, dinasti kepemimpinan Kang Yoto bakal terjadi, dan tentunya berpeluang menguasai Bojonegoro dan menghuni rumah dinas Bupati lagi. (nur/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News