LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Menyulap limbah kayu jadi produk custom furniture keren, Imam Sya’roni (22) mampu meraih omzet Rp 15-25 juta per bulan.
Berawal dari kunjungannya ke salah satu stand di Pakuwon Tred Center (PTC) yang menjual aneka kerajinan kayu, mahasiswa Bahasa dan Sastra Jawa Unesa ini menjadi tertarik untuk membuka usaha yang sama, namun lebih kreatif. Akhirnya pada tahun 2015, Ia benar-benar mulai merintis usahanya.
Baca Juga: Bosa Jasa: Solusi Urus Izin Usaha Mudah dari Rumah Saja
“Awalnya pas jalan-jalan ke PTC, saya mampir ke stand yang jual kerajinan-kerajinan kayu. Produk seni seperti itu di sana, saat itu dihargai sampai Rp 250.000. Nah di situ muncu ide untuk bikin usaha ini, akan tetapi saya lebih berinovasi. Kalau di sana hanya berupa tulisan-tulisan, saya memulai dengan produk custom,” tuturnya.
Pada awal usahanya, mahasiswa yang juga kerap disapa Congik ini mengungkapkan bahwa banyak kendala yang harus dilalui. Usaha furniture yang ia kembangkan, awalnya tidak begitu diminati. Bahkan ada pemesan produk yang tidak mau membayar pesanan. Namun tak putus asa, Ia sempat mengikutsertakan usahanya ini dalam kegiatan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW).
“Alhamdullilah, lolos waktu itu dan didanai Rp 8 juta,” ungkap Roni.
Baca Juga: Hadiri Workshop Literasi dan Inklusi Keuangan, Pj Wali Kota Kediri Berikan Arahan kepada Pelaku UMKM
Sebagai bahan utama pembuatan kerajinan, Roni menggunakan kayu limbah bekas palet Belanda. Ia memasok kayu dari perorangan dan limbah-limbah kayu dari gudang pabrik di Gresik. Sementara untuk pernis ia menggunakan water base vernis, penggunaan bahan ini dirasanya tepat karena tahan lama.
Roni menekankan bahwa keunikan produknya terletak dari penggunaan bahan limbah dan bagaimana cara pembuatan barang. Usahanya yang diberi nama Garasi Kayu ini mengkhususkan pada produk custom furniture. Di mana pembeli bebas menentukan desain, memilih bahan hingga harga produk. Roni mengaku, bekal kemampuannya dalam desain ini didapatnya dari teman semasa KKN.
“Kita sistemnya custom, Mbak. Jadi semua terserah pelanggan. Harga pun demikian, maunya berapa dan dengan harga segitu kita rundingkan bahan dan desainnya. Untuk desain, saya dulu sempat belajar sama teman KKN, anak Teknik Sipil,” akuinya.
Baca Juga: Bulan Haji, Omzet Perajin Kotak Hantaran Limbah Kardus di Jombang Meningkat
Proses pembuatan produk dilakukan jika terdapat pemesanan. Lamanya proses pembuatan satu proyek (set) bisa memakan waktu dua hingga tiga minggu.Untuk membuat produk terlebih dahulu mengajukan dan berdiskusi desain dengan pelanggan. Setelah terdapat persetujuan dari kedua belah pihak, dilakukan perakitan. Jika bentuk sudah sesuai, dilakukan tahap finishing yang berupa penghalusan teksture kayu. Dan terakhir penghalusan dengan politur vernis.
“Setelah desain disetujui, kita lakukan proses pengerjaan. Itu dilakukan karyawan-karyawan saya, dan diakhir saya cek hasilnya. Kalau masih belum bagus ya kita revisi”.
Hingga kini Roni memiliki enam karyawan ahli yang bekerja padanya. Ia pun menuturkan bahwa model yang paling digemari adalah gaya rustic, minimalis dan industrial. Workshop Garasi Kayu bertempat di Dusun Kudu Desa Weduni Kecamatan Karangbinangun, Kabupten Lamongan. Selain itu ia juga mendisplay karyanya di galeri pribadi Garasi Kayu di Babatan Indah, kota Surabaya.
Baca Juga: Stikosa – AWS Siap jadi Konten Kreator bagi Pelaku Bisnis UMKM
Promosi yang dilakukan Roni dilakukan lewat media sosial dan secara offline, yakni lewat pameran-pameran karya seni pada even tertentu. Tak hanya di Jawa Timur, pembeli juga berdatangan dari luar pulau hingga luar negeri.
“Pernah diorder orang Amerika, tapi lewat reseller. Pernah juga ke Walailak University, Thailand. Tapi paling jalan (laku) ya di Jawa Timur, sih. Ke luar negeri juga masih souvenir-nya, belum furniture,” katanya.
Produk Garasi Kayu dibandrol dari harga Rp 25.000 hingga Rp 12 juta per produk. Dalam sebulan ia mampu menjual 10-15 produk. Profile Garasi Kayu bisa ditemukan di akun instagram @garasi_kayu.
Baca Juga: Seminar GPMN: Gus Heri Ajak Pemuda Berwirausaha, Gus Fawait Dorong Pemuda Berpolitik
“Kalau dulu susah, Alhamdulillah sekarang lancar,” jelas Roni ketika ditanya tentang perkembangan usahanya. (*)
Baca Juga: Riski Mubarok, Pemuda Asal Pamekasan ini Raup Jutaan Rupiah Lewat Bisnis Ikan Koi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News