BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Desa Bandung, sebuah desa kecil yang asri. Desa yang menjadi bagian dari Kecamatan Konang, Kabupaten Bangkalan ini hanya berjarak 7 km dari Kecamatan Blega, menyisir ke arah utara. Desa dengan jumlah populasi penduduk 3.762 jiwa ini, rata-rata tingkat pendidikan masyarakat dihuni oleh 10 persen sarjana, 40 persen setingkat SMA, 40 persen sederajat SMP, dan 10 persen setingkat SD.
Sebagian besar penduduknya adalah petani, yang berjumlah sampai 50 persen. Sebagian lagi menjadi pedagang sebanyak 5 persen, serta 5 persen lagi memilih menjadi kuli bangunan. Adapun sisanya, memilih menjadi perantau sebanyak 40 persen.
Baca Juga: Tak Cukup Bukti, Bawaslu Bangkalan Hentikan Kasus Dugaan Pelanggaran Tindak Pidana Pemilu
Sesuai dengan data yang tercatat di kantor desa, masyarakat Bandung yang merantau ke luar negeri sebanyak 50 persen, dan 50 persen ke berbagai wilayah Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Yogya, Jepara, Bali dan Surabaya. Dan hampir dalam setiap KK, terdapat salah satu anggota keluarga yang merantau.
Masyarakat Desa Bandung juga peternak sapi yang ulet. Pada tiap rumah, bisa dipastikan ada kandang sapi. Mereka rata-rata memiliki sepasang atau dua pasang sapi. Dari beternak inilah, kebiasaan hidup sederhana dan gigih dilestarikan.
Tersebutlah, di desa pedalaman ini, 36 tahun yang lalu lahirlah seorang bayi laki-laki bernama Mudhar. Anak kampung yang saat ini telah berubah nasib menjadi seorang klebun atau kepala desa. Takdir Tuhan telah memilihnya menjadi seorang pemimpin.
Baca Juga: Pj Bupati Bangkalan, Kadispora dan EO Ramai-Ramai Minta Maaf Atas Insiden Pembukaan POPDA Jatim
Mudhar kecil lahir di Desa Bandung pada 1 Februari 1982. Kemudian melanjutkan ke jenjang SD Bandung 3. Untuk tingkat pendidikan menengah dan atas, Mudhar menyelesaikan di Pondok Pesantren Al Ibrahimi Konang. Setelah tamat SMA, ia melanjutkan ke jenjang pendidikan S1 di STITMU Modung, dan terakhir menempuh program S2 di Unegres Gresik. Mudhar juga sempat kuliah di Unesa Surabaya program D2 PGSD.
Ketika bermukim di Pondok Pesantren Al Ibrahimi Konang, Mudhar remaja yang sebelumnya sempat masuk Madrasah Diniyah Al Islamiyah Konang pada sore hari, ia memilih mengabdi di kediaman Kiai Idham Kholid Ibrahim, pengasuh sekaligus seorang Hafiz Quran di wilayah Konang.
Mudhar terus belajar dengan gigih, dan akhirnya ia juga berhasil menghafal Al Quran sebanyak 17 juz selama menetap di Pondok Pesantren Al Ibrahimi. Dari pondok inilah, Mudhar mulai sering terlibat langsung dengan kegiatan masyarakat.
Baca Juga: Panitia Larang Puluhan Wartawan Masuk ke Acara Pembukaan POPDA dan PAPERDA di Bangkalan
Misalnya, ketika Pondok melaksanakan pembangunan gedung unruk kamar santri dan ruang kelas, Mudharlah yang dengan tulus menjadi panitia inti penggalangan dana ke masyarakat. Ia berkeliling Madura, Jakarta dan Bandung, menemui para donatur yg rela memberikan sumbangan untuk Pesantren.
Kedekatan Mudhar dengan masyarakat mulai terbentuk. Ia sudah tidak asing lagi dengan kegiatan-kegiatan sosial di lingkungan tempat ia lahir dan besar.
Tonggak sejarah dimulai. Pada 24 Desember 2016 lalu, Mudhar dilantik secara resmi sebagai Kepala Desa Bandung Kecamatan Konang, setelah sebelumnya ia mengikuti kontestasi pemilihan klebun di desanya. Mudhar menang dengan mulus.
Baca Juga: Cawagub Lukman Gelar Sarasehan Bareng Emak-Emak di Bangkalan
Keamanan Desa Sangat Kondusif
Setelah dipercaya masyarakat untuk memimpin Desa Bandung, beberapa program gebrakan mulai dirintis. Di bawah kendalinya, Desa Bandung terpilih sebagai Desa dengan Poskamling terbaik peringkat pertama se-Kabupaket Bangkalan pada tahun 2017 kemarin.
Baca Juga: Paslon Luman Didukung Kiai di Bangkalan saat Lukman Silaturahmi ke Ponpes Salafiyah Sya'idiyah
Prestasi ini diperoleh dengan kerja keras. Mudhar melibatkan semua elemen masyarakat. Para tokoh, komunitas anak-anak muda, dan para orang tua dilibatkan. Kemudian digagaslah Poskamling Bersama.
Sampai saat ini, Desa Bandung telah memiliki 21 poskamling untuk keamanan bersama. Masing-masing poskamling dilengkapi alat komunikasi berupa HT dan Medsos Group. Kegiatan ini dipimpin langsung KH Baijuned Ibrahim, salah seorang tokoh masyarakat Konang.
Selama Mudhar menjabat, hanya pernah terjadi kasus pencurian 5 unit HP, 1 unit laptop, dan rokok 1 pres. Program poskamling ini bisa berhasil karena dukungan semua masyarskat, termasuk Mudhar selaku Kepala Desa, yang biasa turun ke gardu-gardu untuk memperkuat silaturahmi antar warga. Di Desa Bandung tidak ada kasus begal dan perampokan.
Baca Juga: Diduga Ngantuk, Pemotor Seruduk Truk Parkir di Bangkalan
Keberhasilan Mudhar semakin dirasakan oleh masyarakat, setelah jalan desa yang menghubungkan kampung Kraksaan dan Tromas yang berjarak 2 Km rampung diaspal. Sejak Indonesia merdeka, baru kali ini jalan desa ini disentuh oleh pembangunan.
Keunggulan laiinnya, saat ini Desa Bandung telah memiliki tenaga bidan dan puskesmas. Layanan kesehatan untuk masyarakat berjalan dengan baik.
Satu hal yang menggembirakan, sampai saat ini, Desa Bandung dinyatakan bebas narkoba. Mudhar pun memberikan penjelasan terkait keberhasilannya dalam mengelola sebuah desa.
Baca Juga: Kaca Bus Trans Jatim Retak saat Lintasi Jembatan Suramadu
"Kunci sukses mengelola desa, pertama pendekatan agama, kedua melibatkan semua unsur masyarakat, dan terakhir, melakukan sinergi dengan para kepala desa," ungkapnya sembari melempar senyum syukur.
Dan yang paling mencengangkan, hingga saat ini, kepala desa murah seyum ini belum memiliki rumah pribadi sebagai tempat tinggal. Rumah kontrak dan Kantor Desa pun juga kontrak! Bandingkan dengan kepala desa yang lain. Ajiiiib. (bkl1/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News