BLITAR, BANGSAONLINE.com - Bupati Blitar Rijanto memastikan, penyebab tujuh ekor sapi milik warga Purwokerto Kecamatan Srengat mati mendadak bukan karena antraks. Hal itu ditegaskannya terkait beredarnya isu yang menyebutkan tujuh sapi yang mati mendadak dalam kurun waktu sebulan terakhir itu terserang penyakit berbahaya.
"Tim dari dinas peternakan sudah turun dan dipastikan bukan Antraks," tutur Rijanto, Kamis (12/4).
Baca Juga: Suami Pembacok Istri di Blitar Diringkus
Menurut dia, dari gejala yang ditimbulkan sebelum ketujuh sapi itu mati tidak menunjukkan gejala-gejala penyakit berbahaya seperti Antraks. Namun untuk penyebab pastinya pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium balai besar veteriner Yogyakarta. Termasuk dugaan penyakit ngorok (Septeicaemia efizooticae).
"Dimungkinkan hanya karena cuaca ekstrem yang belakangan terjadi di Kabupaten Blitar. Namun penyebab pastinya kita tunggu hasil lab," jelasnya.
Sementara Kabid Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar Yuda Setya mengatakan, sapi milik warga Purwokerto yang mati mendadak mengalami gejala demam tinggi di atas 39 derajat celcius sampai 42 derajat celcius, gangguan pernafasan, serta nafsu makan berkurang.
Baca Juga: Polisi Buru Suami Pembacok Istri di Blitar
"Gejalanya sebenarnya masih sangat umum, sehingga masih belum dipastikan penyebab pasti matinya sapi-sapi tersebut. Kalau penyakit ngorok ada gejala yang lebih spesifik, seperti pembengkakan di leher," ungkap Yuda. (ina/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News