PACITAN, BANGSAONLINE.com - Seleksi Festival Lomba Siswa Seni Nasional ( FLS2N ) tingkat Kabupaten Pacitan yang diselenggarakan pada Senin (30/4) terus menuai kritik keras dari dewan kesenian.
Event tahunan yang diselenggarakan UPT Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur ini dinilai tidak berpihak pada proses kreatif siswa. Sembilan cabang lomba seni yang diseleksikan tidak ada yang dilakukan secara langsung.
Baca Juga: Info BMKG: Selasa Dini Hari ini, Trenggalek Diguncang Gempa Magnitudo 5,4
Penilaian dilakukan melalui video. Artinya semua peserta lomba mengirim video karya seni ke panitia yang kemduian dilakukan penilaian tim juri.
"Lucu proses seleksi FLS2N ini. Prosesnya melalui video tapi tidak semua bisa divideokan. Seperti lomba cipta puisi dan kriya. Lomba cipta puisi apa yang divideokan. Terus kriya juga apa yang divideokan. Itu kan perlu perenungan, bukan seni pertunjukan. Lucu sekali proses perenungan harus divideokan. Cipta puisi itu lebih ke penulisan. Kalau bacaan puisi okelah. Ini sudah mengebiri dan mengkerdilkan proses kreatif siswa," kata Triono, Wakil Ketua Dewan Kesenian Pacitan, Senin (30/4).
Kritik pedas yang disampaikan kepada panitia FLS2N dilatari adanya keluhan peserta dan pendamping dari beberapa SMA dan SMK yang hendak mengikuti seleksi.
Baca Juga: Istri Kades di Pacitan Ngaku Dijambret dan Kehilangan Uang Rp14 Juta, Ternyata...
"Kami dewan kesenian kan sebagai lembaga yang juga berperan sebagai media advokasi pelaku seni. Kita lihat saja proses seleksi dengan video ini secara kualitas apakah akan sama seperti pada waktu seleksi langsung. Karena keterbatasan alat teknologi pengambilan gambar video juga akan berpengaruh pada hasil video," tambahnya.
Sementara itu panitia seleksi FLS2N Pacitan membantah pihaknya telah mengebiri potensi seni siswa. Proses seleksi melalui video ini adalah kesepakatan bersama guru guru SMA/SMK .
"Kami lakukan seleksi melalui video berdasarkan kesepakatan para guru. Ini dilakukan dalam rangka mensiasati tidak adanya anggaran untuk kegiatan tersebut. Juklak juknis dari provinsi pun menjelaskan bahwa seleksi provinsi dikirim melalui video untuk kemudian diambil 10 besar," jelas Pambudi, Kasie SMA /SMK dan Pendidikan Khusus UPT Dinas Pendidikan Provinsi Jatim wilayah Pacitan.
Baca Juga: Haduh! Sapi Milik Warga Pacitan ‘Nyangkut’ di Atap Rumah
"Seleksi tersebut tidak mengkerdilkan siswa. Idealnya memang secara langsung, tapi bagaimana jika tidak ada anggaran untuk itu?," pungkasnya. (yun/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News