NGAWI, BANGSAONLINE.com - Bupati Ngawi Budi Sulistyono menjelaskankan bahwa kondisi ideal pendidikan dan kebudayaan nasional yang telah dicita-citakan masih jauh dari jangkauan. Hal ini disampaikan orang nomor satu di Kabupaten Ngawi itu pada puncak peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2018 yang digelar di alun-alun Ngawi dengan upacara bendera, Rabu (02/05).
“Sesuai tema yang diusung pada Hardiknas tahun ini sesuai filosofinya sangat ditekankan pada penguatan pendidikan karakter. Artinya, kehadiran sistem pendidikan harus melibatkan semua pihak tidak terbatas pada lingkup sekolah,” jelas Budi Sulistyono di depan peserta upacara.
Baca Juga: Satresnarkoba Polres Ngawi Ajak Pelajar Perangi Narkoba
Kanang sapaan Bupati Ngawi menandaskan, bahwa peran orang tua menuju penguatan pendidikan harus dibangun sejak dini ketika si anak mulai masuk ke jenjang pendidikan baik di tingkat SD sampai SMA.
Menurutnya, penguatan pendidikan harus dilakukan secara komprehenship, khususnya siswa yang telah duduk di bangku SMP dan SMA. Apalagi hadirnya IT dan media sosial (medsos) yang secara tidak langsung membawa dampak sehingga perlu ada pengawasan ekstra. "Jangan si anak sampai terjebak pada penyalahgunaan medsos yang merugikan semua pihak," pesan Kanang.
Di tempat yang sama, Abimanyu Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Ngawi membenarkan sesuai tema yang diusung pada Hardiknas 2018 “Menguatkan Pendidikan, Menguatkan Kebudayaan” ada beberapa stresing bagi seluruh kalangan pendidikan termasuk peran orang tua.
Baca Juga: Peringati Hari Guru, Dindik Gandeng PWI Ngawi Gelar Lomba Geguritan Tingkat SD
"Definisinya, sejalan dengan pendidikan karakter pengawasan orang tua kepada anak harus ditempatkan pada ruang yang benar sesuai kapasitasnya. Jangan sampai berasumsi peran pendidikan hanya berada di lingkup sekolah saja," paparnya Abimanyu.
“Selama ini memang ada kesan orang tua hanya bertumpu pada sekolah, padahal itu perlu diluruskan. Orang tua harus memberikan pengawasan pada si anak dan pihak sekolah memperketat penggunaan IT bukan berarti mematikan akses IT itu sendiri,” jelas Abimanyu.
Menurut kepala dinas yang telah memimpin Dinas Pendidikan lebih dari 5 tahun tersebut, bahwa sekarang ini di lingkup Dindik Kab Ngawi sangat menekankan pada guru BP atau BK di setiap sekolah untuk lebih mengawasi semua siswa pada penggunaan perangkat IT khususnya handphone. Setiap siswa dilarang keras membawa atau menggunakan handphone di lingkup sekolah tanpa ada alasan apapun juga. Mengingat ada kecenderungan pemanfaatan IT disalahgunakan di luar kontek pendidikan.
Baca Juga: Awali PTM, Pelajar Ngawi Dites Swab Antigen
“Peringatan Hari Pendidikan Nasional kali ini juga kita jadikan momentum untuk melakukan muhasabah, mesu budi, atau refleksi terhadap usaha-usaha yang telah kita perjuangkan di bidang pendidikan. Dalam waktu yang bersamaan kita menerawang ke depan atau membuat proyeksi tentang pendidikan nasional yang kita cita-citakan," pungkasnya. (nal/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News