JAKARTA(BangsaOnline)Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Ir Helmy Faishal Zaini dikenal sebagai salah satu kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang kreatif dan berani mengambil resiko. Helmy yang punya hobi memotret dan membaca ini kerap mengambil terobosan baru dalam membesarkan PKB. Salah satu contoh ia berani mencalonkan diri sebagai caleg DPR RI dari dapil minus massa PKB.Yaitu dapil Nusa Tenggara Barat (NTB). “Kita harus berani ambil terobosan,” kata alumnus Universitas Darul Ulum Jombang ini kepada bangsaonline.
Ia menyatakan bahwa PKB selama ini hanya besar di pulau Jawa, terutama Jawa Timur dan Jawa Tengah. Sementara di luar Jawa justeru dikuasi partai lain, terutuma Golkar dan PDIP. “Kita harus membabat alas di luar Jawa,” kata Helmy. “Ya memang beresiko tak terpilih. Tapi harus kita mulai sekarang. Kalau tidak, kapan lagi kita bisa membesarkan PKB,” katanya.
Baca Juga: Syafiuddin Minta Menteri PU dan Presiden Prabowo Perhatikan Tangkis Laut di Bangkalan
Tentu saja langkah Helmy ini menjadi isu sensitif di kalangan pengurus parpol lain di NTB. “Partai lain langsung rame begitu mendengar saya nyaleg dari NTB,” katanya. Maklum, dalam sejarah pemilu, PKB tak pernah dapat kursi DPR RI di NTB.
Kalkulasi poliltik Helmy ternyata benar. Dalam Pemilu legislatif lalu PKBmeraup 182.320 suara di NTB. Sedang peraih suara terbesar adalah Partai Golkar yaitu 333.282 suara. Namun meski suara Golkar meraih suara mayoritas tetap dapat 1 kursi. Kuota 9 kursi DPR RI dari dapil NTB tersebar ke 9 partai, termasuk PKB.
Dari 12 parpol memang hanya empat parpol yang suaranya melampaui BPP yaitu sebesar 241.249, yakni Partai Golkar (333.282), Demokrat (318.713), Gerindra (263.621), dan PKS (253.870). Maka, pada pembagian kursi tahap pertama, empat parpol ini masing-masing mendapat 1 kursi.
Baca Juga: Hadiri Kampanye Akbar Luluk-Lukman di Gresik, Cak Imin akan Sanksi Anggota DPRD yang tak Bergerak
Pada pembagian kursi tahap kedua, sisa suara keempat parpol di atas dihitung kembali bersama dengan suara 8 parpol lainnya untuk memperebutkan 6 kursi tersisa. Hasilnya, sisa 6 kursi diraih oleh Hanura, PAN, PDIP, PKB, PPP, dan Nasdem. Sedangkan PBB dan PKPI tidak mendapat jatah kursi karena perolehan suaranya di bawah enam parpol tersebut.
Helmy dikenal sebagai aktivis, penulis dan Menteri PDT. Sebelumnya ia menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat pada periode 2004-2009 dari PKB. Helmy lahir di Cirebon, 1 Agustus 1972. Ia menghabiskan masa kecilnya di Babakan, Cirebon. Helmy mendapatkan gelar sarjana Teknik di Universitas Darul Ulum Jombang, kemudian melanjutkan pendidikannya dengan memperoleh gelar Magister di Universitas Paramadina, Jakarta. Sekarang, suami dari Santi Anisa, S.Ked ini tinggal di Jakarta.
Di usianya yang masih terbilang muda, Helmy boleh dikata sudah meraih segalanya. Dalam hal karir politik, Helmy kini menjadi salah satu tokoh kunci PKB.
Baca Juga: PKB Gelar Konsolidasi Pemenangan Paslon Luman dan Mudah di Pasuruan
Saat Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid II terbentuk pada tahun 2009, Helmy dipercaya menjadi Menteri PDT. Helmy adalah menteri termuda di pemerintahan SBY-Boediono. Sehari-hari, ia berkantor di Kementerian PDT, Jl Abdul Muis, Jakarta Pusat. Sebagai menteri, Helmy banyak berkunjung ke pelosok Indonesia.
Di tengah-tengah kesibukannya berkutat di dunia politik, Helmy selalu meluangkan waktu untuk menyalurkan hobinya yang sudah ia tekuni sejak masih duduk di bangku SMA, yakni fotografi. Ia banyak menghasilkan karya foto baik potret maupun landscape yang bertemakan budaya dan sosial. Salah satu karya besar yang ia abadikan adalah My Homeland, sebuah buku fotografi yang merupakan cita-cita yang telah ia simpan teramat lama untuk berbagi cerita tentang Indonesia yang dipandang dari sudut keindahan, kemanusiaan dan terutama melihat yang selama ini tak terlihat.
Helmy sering mengunjungi tokoh buku. “Ini penting untuk meng-up grade pikiran kita,” kata Helmy kepada bangsaonline saat ia baru diangkat sebagai Menteri PDT. Saat itubangsaonline memang sempat diajak jalan-jalan ke mall di Jakarta. Di mall itu ia langsung mencari tokoh buku. Ia belanja banyak sekali buku-buku berukuran tebal.
Baca Juga: Perseteruan PAN dan PKB di DPRD Kota Blitar, Koalisi Pilwali Terancam Bubar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News