MOJOKERTO (bangsaonline) - Pembatasan distribusi BBM terutama jenis solar yang mengakibatkan kelangkaan di hampir seluruh SPBU di Mojokerto memaksa pemilik perahu penyeberangan sungai Brantas, dari Desa Ngares Kidul Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto ke Desa Kesamben,Kecamatan Kesamben Jombang berhenti beroperasi.
Kondisi ini sudah terjadi sejak sepekan lalu. Deretan perahu tambang tampak hanya bersandar parkir di pinggir utara sungai Brantas, lantaran minus bahan bakar. Para pemilik perahu mengaku kian kesulitan mendapatkan solar. Bahkan, untuk mendapatkan solar mereka harus ‘'berburu'’ sampai ke Kabupaten Jobang.
Pemilik mengaku mengoperasikan perahunya dari pukul 06.00 wib hingga malam hari, namun karena tidak ada solar jadwal penyeberangan hanya sampai sore hari saja.
Baca Juga: Pj Wali Kota Zanariah Tebar 35.000 Benih Ikan Bersama WWI Regional Kediri di Sungai Brantas
Penyeberangan menggunakan perahu sangat dibutuhkan masyarakat di wilayah Kecamatan Gedeg, Kemlagi Kabupaten Mojokerto, dan Kudu Kabupaten Jombang, serta Kecamatan Kesamben Jombang.
Karena hanya perahu ini yang bisa digunakan sebagai sarana penghubung dua wilayah berdekatan ini. Jika menggunakan jalur darat, akan memakan waktu yang relatif lama dan memutar jauh hingga belasan kilometer.
Mustofa, pemilik perahu terpaksa menyandarkan satu dari dua perahu yang biasa dioperasikan. “Terpaksa satu perahu tidak bisa dioperasikan, karena tidak ada solar. Tentunya dari sisi pendapatan jadi merosot tajam,” ujar warga Desa Ngares Kidul Kecamatan Gedeg ini.
Baca Juga: Wacana Pembentukan Global Water Fund, Pj Wali Kediri: Sungai Brantas Harus Dapat Manfaatnya
Para pemilik perahu minta agar pemerintah tidak membatasi pasokan BBM, karena pembatasan itu justru semakin menyengsarakan masyarakat bawah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News