BLITAR, BANGSAONLINE.com - Seorang siswi SMP di Kota Blitar ditemukan tewas gantung diri di sebuah kamar kos di Jalan Ahmad Yani gang 3 Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar. Korban berinisial EP (16) warga Kecamatan Srengat tersebut ditemukan pertama kali oleh Mariani (59), pengasuhnya yang juga tinggal di kamar kos yang sama dengan korban.
Mariani menuturkan sebelumnya tidak ada yang aneh dengan EP. Sebelum kejadian, korban menyuruhnya keluar dari kamar kos untuk membelikan nasi bungkus di warung dekat kos. Saat kembali, korban sudah tergantung pada seutas tali tampar berwarna biru di angin-angin pintu kamar kos.
Baca Juga: Handphone Disita Karena Kecanduan Game Online, Pelajar di Blitar Nekat Akhiri Hidup
"Gak ada yang aneh ya biasa saja anaknya," jelas Mariani, Rabu (30/5/2018).
Meski belum diketahui secara pasti penyebab siswi SMP ini nekat mengakhiri hidupnya, namun kabar yang beredar menyebutkan EP nekat gantung diri karena kecewa dengan sistem zonasi yang diterapkan Dinas Pendidikan. Dengan sistem zonasi itu EP pesimis bisa masuk SMA Negeri 1 Kota Blitar yang merupakan SMA favoritnya, karena EP tinggal di luar zona SMA Negeri 1 Kota Blitar.
"Sebelumnya memang merasa kecewa, tapi setelah itu biasa saja dan gak nyangka sampai seperti ini," imbuhnya.
Baca Juga: Seorang Pria Ditemukan Tewas Diduga Bunuh Diri di Rel KA Garum Blitar
Hal senada diungkapkan teman sekelar korban di SMP Negeri 1 Kota Blitar. Sebelum nekat gantung diri Selasa (29/5/2018) sore kemarin, korban memang sempat mengeluhkan masalah zonasi sekolah. Ia merasa khawatir tak bisa masuk SMA favoritnya meski nilainya bagus karena terkendala sistem zonasi tersebut. Namun teman-teman sekelasnya tak menyangka jika hal itu membuat EP nekat mengakhiri hidupnya.
"Memang sempat cerita-cerita jika ia khawatir tidak bisa masuk sekolah favoritnya. Kata dia meski masih ada peluang namun persainganya juga ketat sehingga membuat dia khawatir," ungkap Wulan, teman sekelas EP.
Dikonfirmasi terkait hal ini, Kasatreskrim Polres Blitar AKP Heri Sugiono mengatakan motif EP bunuh diri dipastikan bukan semata karena masalah kecewa dengan sistem zonasi. Hal itu diketahui berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara.
Baca Juga: Diduga Depresi, Wanita di Blitar Bunuh Diri Lompat dari Jembatan Kademangan
Dalam olah TKP itu petugas menemukan sejumlah surat yang ditulis EP sebelum bunuh diri. Dalam surat yang ditujukan kepada keluarga dan teman-teman EP itu tak ada satu pun yang menyebutkan masalah zonasi.
"Kami temukan 10 lembar surat yang ditulis korban. Dari surat itu tidak ada satupun yang menyebutkan jika korban kecewa dengan sistem zonasi. Bahkan dari keterangan pihak keluarga, korban justru sering curhat kepada kakak laki-lakinya terkait masalah keluarga, yang tidak bisa kami jelaskan secara rinci," jelas AKP Heri Sugiono. (ina/dur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News