MALANG, BANGSAONLINE.com - Persatuan Insinyur Indonesia (PII) menggelar acara Ngaji Bareng Cak Nun dalam rangka ulang tahunnya ke-66. Acara ini diselenggarakan di lapangan Kampus Universitas Brawijaya, Malang, Jumat (01/06).
Acara yang mengambil tema "Menuju Revolusi Industri 4.0" ini dihadiri oleh puluhan insinyur yang tergabung dalam PII dan ribuan jamaah ngaji roso Cak Nun yang hadir dari berbagai daerah. Dalam pembukaannya, Cak Nun mengajak Emil dengan seluruh jamaah yang hadir untuk bersama-sama membangun dan menjaga negeri.
Baca Juga: Ikhtiar Ketuk Pintu Langit, Khofifah Hadiri Shalawat Akbar Bersama Ribuan Masyarakat Gresik
"Mas Emil ini temen-temen semua adalah teman sampian untuk membangun negeri ini," ujar Cak Nun di depan jamaah.
Lebih lanjut, Cak Nun memberi wejangan pada jamaah Maiyah untuk belajar kepada para insinyur-insinyur handal. Begitupun sebaliknya para insinyur-insinyur juga belajar kepada jamaah Maiyah yang menghadapi kerasnya kehidupan.
Dalam acara tersebut juga dipaparkan tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah mengubah dunia. Sebagaimana revolusi generasi pertama, melahirkan sejarah ketika tenaga manusia dan hewan digantikan kemunculan mesin uap.
Baca Juga: Survei ARCI: Khofifah-Emil Dominan di Mataraman
Berikutnya, pada revolusi industri generasi kedua ditandai dengan kemunculan pembangkit tenaga listrik dan motor. Kemudian, revolusi industri generasi ketiga ditandai dengan kemunculan komputer.
Sedangkan revolusi industri generasi keempat, menemukan pola baru ketika disruptif teknologi (disruptivetechnology) hadir begitu cepat. Di era ini mesin dengan mesin saling berkomunikasi, atau bisa disebut era ini sebagai era superkomputer
Kinerja manusia semakin dipermudah, namun sebaliknya kebutuhan tenaga kerja manusia semakin berkurang karena semua serba otomatisasi.
Baca Juga: Siap Jadikan Jawa Timur Sebagai Gerbang Baru Nusantara, Khofifah-Emil Ajak Sukseskan Pilkada 2024
Dalam ngaji bareng bersama Cak Nun di Universitas Brawijaya Malang, Emil Dardak yang didapuk untuk berbagi ilmu kepada jamaah Maiyah menekankan revolusi industri atau kemajuan tekhnologi yang tidak bisa dihindari.
Diceritakannya, revolusi industri pertama ditandai dengan lahirnya mesin uap. Waktu itu mesin uap digunakan pada pabrik-pabrik tekstil, karyawan pabrik datang lebih awal menghancurkan mesin-mesin ini, protes karena pekerjaannya hilang.
"Meskipun berusaha dihancurkan, mesin-mesin tekstil itu ternyata masih ada sampai sekarang. Artinya mau diumpetin kaya apa kemajuan tekhnologi itu akan terus berkembang," ujar Emil.
Baca Juga: Ratusan Laskar Khofifah-Emil Siap Berjuang di Pilgub Jatim 2024
"Yang saya tangkap dari beberapa pertanyaan dilontarkan tadi rata-rata teman-teman ini takut akan dampak buruk dari revolusi industri ke-4, peran mereka tergantikan dan itu menurut saya wajar," ungkap Emil.
"Jangan takut digusur oleh teknologi, melainkan kita harus cepat menyikapi permasalahan ini dengan mempersiapkan diri untuk tidak dikendalikan teknologi melainkan sebaliknya kita lah yang mengendalikan teknologi, mengoperasikan teknologi tersebut," tuturnya.
"Manusia punya rasa dan kreativitas yang tidak bisa tergantikan oleh mesin. Makanya anak muda harus kreatif tanpa batas," pungkas Emil. (tim/ns)
Baca Juga: Khofifah-Emil Siap Bangun Infrastruktur dan Interkoneksi Jatim Sebagai Gerbang Baru Nusantara
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News