Baznas Bebaskan Penderitaan Warga Kota Malang dari Jerat Para Rentenir

Baznas Bebaskan Penderitaan Warga Kota Malang dari Jerat Para Rentenir  Ust. Imron Rosyadi dari Ponpes Nurul Huda Singosari saat menjelaskan fadilah puasa dan bahayanya pinjam ke bank thitil. foto: IWAN/ BANGSAONLINE.

MALANG, BANGSAONLINE.com - Keberadaan rentenir yang merambah beberapa Kelurahan/Desa di Kota Malang terus berkurang kiprahnya. Hal ini berkat Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Malang yang secara tidak langsung membantu warga dari jeratan lintas darat tersebut.

Bentuk bantuan Baznas terhadap warga itu di antaranya berupa santunan kepada para lansia, anak Yatim, hingga bantuan permodalan usaha (baitul maal) bagi yang membutuhkannya

Baca Juga: Baznas Jatim dan Kota Malang Berbagi Ceria Santuni 750 Anak Yatim Piatu

"Ini satu contoh positif patut diapresiasi, ditingkatkan, dan diperluas lagi pergerakannya," ujar Ust. Imron Rosyadi, dari Ponpes Nurul Huda Singosari Kabupaten Malang saat memberikan tausiyah dalam Roadshow santunan 1.000 Yatim Piatu dan 1.000 lansia Baznas Kota Malang.

Menurutnya, program Baznas Kota Malang secara tidak langsung turut membantu warga mengurangi beban penderitaan dari jeratan bank thitil (rentenir).

"Dalam Alquran surah Ali Imron, dengan jelas Allah swt menyampaikan, 'Wahai orang-orang beriman, janganlah kamu makan atau mengambil riba secara berlipat ganda. Dan hendaklah kamu bertaqwa kepada Allah swt agar kamu berjaya," kata Ust. Imron saat menukil QS. Ali Imron ayat 130'," tutur Ust. Imron mengutip ayat Alquran.

Baca Juga: Mantan Ketua Baznas Sesalkan Pembekuan Baitul Maal, Dana Infaq ASN Senilai Rp 3,5 M Jadi Tak Jelas

"Pada hadits nabi SAW, Allah Azza Wajalla juga melaknat orang yang suka memakan riba. Tidak hanya pemakan riba saja, melainkan bagi peminjam, pekerja, maupun para saksi yang menyaksikannya, turut serta dilaknat oleh Nya. (HR.Muslim no.1598)."

Menurut Ust. Imron, dana ZIS (zakat, infaq, dan shodaqoh) yang dikelola oleh Baznas, sangat tepat guna untuk menyantuni 1000 anak yatim dan 1000 orang Lansia serta permodalan usaha. "Dengan sendirinya ini bentuk perjuangan memerangi rentenir," cetusnya

Sementara Husfiyah, Ketua PKKM Kedungkandang menyatakan bahwa masyarakat di wilayahnya 60 persen beprofesi sebagai buruh tani, kuli bangunan, buruh sawah. Ada pula yang beternak ayam atau sapi. Sedangkan pendidikannya mayoritas SMP atau SMA saja.

Baca Juga: Soal Pembekuan Baitul Maal, Wali Kota Malang akan Panggil Kepala Baznas

"70 persen warga sini tidak mampu karena hasil dari kerja buruh tersebut tak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," imbuh perempuan warga RW 5 ini.

Saat ini, kata dia, masih ada beberapa warga yang terjerat bank thitil. Karena itu, melalui program Baznas ini ia berharap suatu saat warga akan sadar sendiri. (iwa/thu/dur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO