
GRESIK, BANGSAONLINE.com - Menjelang lebaran Hari Raya Idul Fitri 1439 H, sejumlah tempat jualan jajanan khas di Gresik diserbu pengunjung. Mereka membeli untuk oleh-oleh pulang kampung atau berlebaran di kampung halaman.
Salah satu jajanan khas Gresik, yang diserbu para pembeli adalah pudak mini.
Bahan pudak terbuat
dari campuran tepung, gula, beras, dan santan. Kemudian, dimasukkan dalam
kemasan dari pelepah daun pinang.
Bagi pengunjung yang ingin membeli Pudak Mini di Gresik, tidak sulit untuk
menemukannya di wilayah Gresik Kota Baru (GKB).
Salah satu pemilik usaha pudak mini adalah Agus Boediono (43). Ia menyatakan, pudak produknya sebagai variasi baru dalam jajanan pudak.
(Proses pembuatan pudak mini. foto: SYUHUD/ BANGSAONLINE)
Jajanan tersebut dibuat lebih kecil dari ukuran umumnya yang dijual di pasaran, namun tetap dengan citarasa maupun aroma jajanan yang sama dengan apa yang didapatkan penggemar pada pudak ukuran asli yang lebih besar.
"Jika dibandingkan, ukuran perbandingan bisa 1 banding 4. Artinya empat pudak kecil itu sama dengan satu pudak pada umumnya. Hanya rasa dan aroma, tetap sama," ujarnya.
Dia menceritakan, awal mula pertama kali dirinya mempunyai angan-angan menciptakan pudak ukuran mini pada empat tahun lalu. Meski dirinya sudah sekitar sepuluh tahun menjadi pengerajin pudak di Gresik.
"Waktu itu saya hanya berpikir, dari cerita konsumen dan orang-orang yang segan makan saat disuguhin pudak. Hal ini karena ukurannya yang besar, maka banyak tamu jadi malu untuk makan pudak yang disuguhkan. Maka dari itu, saya kemudian berpikir untuk membuat pudak mini ini, " jlentrehnya.
Alhasil, kata Agus, pudak mini karyanya yang diberi nama "Japung" atau singkatan dari Jawa Lampung, langsung mendapat simpati luas dari masyarakar Gresik. Bahkan, di luar Gresik.
"Dalam pemasarannya, selain saya jual sendiri di rumah, juga saya titipkan di sejumlah toko jajanan yang ada di Gresik. Alhamdulillah, dari produksi pertama sebanyak 100 pudak mini, kini sudah berkali-kali lipat," paparnya.
Kurniawan (38), warga asal Surabaya mengatakan dirinya lebih senang membeli pudak mini sebagai oleh-oleh kepada rekan dan juga sanak family di luar kota, ketimbang pudak biasa (besar).
Hal ini dikarenakan bentuknya lucu, mungil, cukup pas buat oleh-oleh. "Saya beli beberapa ikat buat oleh-oleh sanak saudara yang tinggal di Surabaya dan Madura," jelasnya.
Dalam pembuatan, pudak mini secara garis besar memang tidak jauh berbeda dengan pudak biasa (besar). Hanya yang membedakan, pada tingkat ukuran pembungkus dari pelepah daun pinang.
Dari proses pembuatan juga tidak sederhana, sebab pangkal pelepah daun pinang harus disamak lebih dahulu untuk memisahkan kulit luar dan kulit dalam. Kemudian, kulit bagian dalam inilah yang lantas dimanfaatkan sebagai pembungkus. Setelah dibersihkan dan dipotong-potong sesuai ukuran, kemudian dilipat dan dijahit dengan alur seperti huruf L tanpa sudut.
Sila Putri Tuba (42), istri Agus menyatakan, pembuatan bungkus pudak sisi dan dasarnya tertutup serta membentuk ruang seperti gelas. Cara pembuatannya pun, kata Sila, tak beda dengan pudak biasa (besar). Pertama, adonan tepung terigu dicampur dengan gula hingga merata, kemudian diberi campuran santan dalam dua kali sesi.
"Kemudian, dikasih aroma rasa sesuai dengan yang diinginkan. Bagi yang ingin aroma (rasa) pandan, juga bisa diberikan campuran air daun pandan, baru kemudian dimasak hingga mendidih," tuturnya.
Setelah adonan usai, pudak sudah dianggap matang, lantas adonan dituangkan ke dalam bungkusan pelepah daun pinang yang sudah disiapkan.
Ujung kemasan lantas dibiarkan terbuka, hingga adonan dirasa dingin baru dikuncup dan diikat. Setelah diikat, lanjut Sila, pudak lantas dikukus dalam tempat yang sudah disiapkan selama kurang lebih dua jam.
"Dan setelah pudak dingin, baru diikat bersamaan, dengan satu ikat berisi sepuluh pudak. Pudak pun siap jual," terangnya.
Pasutri ini mengaku selain menjual pudak mini, mereka juga masih melayani bila ada pemesan yang menginginkan pudak biasa (besar). "Namun kebanyakan masyarakat pesan pudak mini ketimbang pudak biasa(besar)," pungkasnya. (hud/dur)