SURABAYA(BangsaOnline)Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini patut jadi teladan pejabat. Ia bukan saja tak ambisi jabatan tapi juga menolak jadi menteri karena sudah terlanjur disumpah jabatan menjabat lima tahun sebagai wali kota Surabaya. Karena itu ia menanggapi enteng
soal isu dirinya akan menjadi menteri di kabinet pemerintahan Joko
Widodo. Menurut Risma, dirinya lebih senang menjadi dosen ketimbang
menteri.
"Yang jelas, aku sekarang lagi mengurus proses pindah
pegawai negeri sipil dari Pemkot Surabaya ke dosen ITS (Institut
Teknologi Sepuluh Nopember)," kata Risma kepada wartawan di ruangannya,
Senin, 8 September 2014.
Wartawan pun mengejar, apakah
pernyataan itu bisa diartikan bahwa Risma tidak berminat lagi maju
sebagai wali kota pada pilkada Surabaya 2015? Mendapat cecaran
pertanyaan itu, Risma menegaskan bahwa dirinya tak pernah meminta
jabatan. Wali kota ataupun jabatan lain, menurut dia, datangnya dari
Tuhan.
Risma pun dicecar lagi dengan pertanyaan seputar informasi bahwa
dirinya termasuk yang ditawari menjadi menteri oleh Jokowi. Lagi-lagi
Risma menepis. Ia mengaku sudah menghadap Ketua Umum Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan menyatakan tidak
bersedia menjadi menteri.
Menurut Risma, Megawati memahami
alasan tersebut. "Jawabannya Bu Mega waktu itu begini, 'Gitu ya, Mbak?
Oo, saya pikir Mbak Risma kepengin (jadi menteri)'. Bu Mega tahu aku itu
orangnya kayak gimana," ujar Risma.
Ia mengutarakan hal itu kepada Mega, kata Risma, semata-mata karena
kontraknya dengan warga Surabaya selama lima tahun. Ketika isu mundurnya
santer diberitakan oleh media beberapa waktu lalu, Risma mengaku sempat
meninggalkan pekerjaannya beberapa bulan.
"Kontrakku dengan
warga Surabaya lima tahun. Kemarin beberapa bulan enggak kerja.
Masalahnya, aku sudah sumpah (jadi wali kota)," ujar alumnus ITS jurusan
Arsitektur dan Manajemen Pembangunan Kota ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News