Jebe Koko Janji Hilangkan Bau Tak Sedap

Jebe Koko Janji Hilangkan Bau Tak Sedap Direktur PT. Jebe Koko Ferdiansa (dua dari kiri) bersama para pendemo berjalan menunu kantor Kecamatan.

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Demo ribuan warga Kecamatan Manyar untuk memprotes PT. Jebe Koko karena aktivitas produksinya menimbulkan bau tak sedap, akhirnya menghasilkan kesepakatan. Hal ini setelah dilakukan perundingan antara Direktur PT Jebe Koko Ferdiansa dengan perwakilan pendemo di Kantor Kecamatan Manyar, Jumat (13/7/2018).

Perundingan yang berakhir sekitar pukul 16.45 WIB tersebut menghasilkan kesepakatan yang tertuang dalam surat pernyataan yang ditandatangani oleh Ferdiansa dan sejumlah perwakilan warga Manyar.

Baca Juga: PT Sentral Harapan Jaya di Gresik Terbakar, Kerugian Capai Rp20 Miliar

Menurut H. Khumaidi Ma'un, salah satu perwakilan pendemo, ada satu klausul sangat penting yang sudah lama dinantikan masyarakat Manyar dan menjadi tuntutan mereka selama bertahun-tahun.

"Intinya, perusahaan Jebe Koko bersedia menghilangkan bau tak sedap dengan mendatangkan alat penghilang bau limbah olahan cokelat," ujar Khumaidi kepada BANGSAONLINE.com, Jumat (12/7/2018), malam.

Sebagai konsekuensi, PT. Jebe Koko sementara waktu menghentikan berproduksi hingga alat penghilang bau datang. "Terhitung sejak demo Jumat (13/7/2018), produksi tutup sampai ada alat yang menekan bau," terang mantan Ketua Komisi IV DPRD Gresik ini.

Baca Juga: Tuntut Tenaga Kerja, Warga Mengare Komplek Gresik Demo Smelter PT Freeport Indonesia

Untuk memastikan pabrik tak beroperasi, para pendemo memborgol pintu gerbang PT. Jebe Koko dengan rantai besi. "Pintu gerbang tetap kami rantai hingga bau yang ditimbulkan dari PT. Jebe Koko hilang," kata salah satu pendemo.

Sementara General Affair & External Relations PT. Jebe Koko Ditya Rachmawati menyatakan, bahwa manajemen merespon baik demo yang dilakukan warga Manyar.  "Selama ini perusahaan selalu memperhatikan masukan atau komplain dari masyarakat," ujarnya usai melakukan pertemuan dengan pendemo di Kantor Kecamatan Manyar.

Ditya Rachmawati mengakui aroma cocoa sedikit kecut pada saat diproses. "Tak dapat kami hindari karena merupakan karakter natural dan cocoa yang diproses di mesin. Mungkin aroma inilah yang terbawa angin hingga Manyar komplek. Sehingga, menimbulkan ketidaknyamanan, yang berdampak protes masyarakat," sambungnya.

Baca Juga: PT Smelting Raih Penghargaan Pembina Kemitraan Terbaik Bidang Penanaman Modal dari Pemkab Gresik

"Kami meminta maaf apabila dianggap menyakiti hati masyarakat Manyar atas bau yang ditimbulkan. Tidak ada niat sidikit pun dari manajemen untuk merugikan masyarakat. Kami mohon diberikan kesempatan menunjukkan keseriusan kami menyelesaikan masalah ini, sehingga kedepan warga masyarakat Manyar sama-sama tak dirugikan," pungkasnya.

Pihak manajemen Jebe Koko sendiri sebetulnya sudah melakukan beberapa pertemuan terkait komplain bau yang ditimbulkan dari perusahaan asal Malaysia tersebut. Pertemuan itu difasilitasi Muspika Manyar maupun Maspion Industri Estate sebagai pemilik kawasan industri, yakni pada tanggal 27 September 2017 dan 5 April 2018. (hud/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO