SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2019 akan jauh berbeda dengan pemilu sebelumnya. Pasalnya, pada pemilu kali ini pemilihan legislatif dan presiden dilaksanakan secara serentak. Karena itu partai akan bekerja ekstra keras mendulang suara untuk partai sekaligus untuk capres yang diusung.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPW Partai NasDem, Ipong Muchlissoni mengaku pemilu kali ini lebih kompleks dari sebelumnya. Karena selain dilaksanakan secara serentak, ambang batas parlemen juga dinaikan dari 3 persen menjadi 4 persen. Karena itu partai dengan caleg harus bersinergi dalam pemilu nanti. Selain mengampanyekan diri, para caleg juga wajib mengampanyekan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Baca Juga: Setelah Golkar, Mujib Imron-Wardah Nafisah Terima SK B1 KWK dari NasDem
"Caleg NasDem wajib mengkampanyekan Jokowi dan Kiai Ma'ruf Amin sebagai Capres dan Cawapres yang diusung Partai NasDem. Mereka berperan sebagai caleg plus jurkam partai di masyarakat," tegas Ipong, Senin (13/8).
Bupati Ponorogo ini optimis pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin akan menang telak di Jawa Timur. Komandan pemenangan pemilu Partai NasDem di Jatim ini memprediksi Jokowi-Ma'ruf Amin akan meraih 65 persen suara pemilih di Jatim.
Optimisme mantan Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Kalimantan Timur itu beralasan, sebab Jokowi-Ma'ruf Amin mewakili kelompok Nasionalis dan Religius yang merupakan kelompok mayoritas di Jatim. Karena itu, dirinya yakin kelompok nasionalis dan nahdliyin akan mengerucut ke pasangan ini.
Baca Juga: NasDem Merapat ke Khofifah-Emil, Khofifah : Kami Akan Kerja Keras Meraih Kemenangan
"Kiai Ma'ruf Amin itu kiai plus, selain kiai beliau juga akademisi. Asli ini sudah tepat. Apalagi beliau selain Ketua MUI juga tokoh NU. Karena itu saya yakin nahdliyin yang merupakan mayoritas di Jatim akan memilih pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin," ujar alumni PMII Kota Samarinda ini.
Sementara itu, Ketua Bappilu DPP Partai NasDem, Effendy Choirie mengatakan bahwa pasangan Jokowi-KH Ma’ruf Amin secara akar sejarah itu sangat logis karena negara ini didirikan oleh kaum ulama dan nasionalis.
“Makanya kalau ada pemimpin nasional berpasangan antara nasionalis dengan relegius itu merupakan sesuatu yang ideal dan historis,” ujar Gus Choi sapaan akrabnya.
Baca Juga: Beri Rekom, NasDem Siap Menangkan Gus Barra-Rizal di Pilbup Mojokerto
Ditegaskan Gus Choi, secara akar historis juga tidak ada yang salah dengan posisi Kiai Ma'ruf Amin di MUI dan PBNU. Hanya saja sebelumnya belum pernah terjadi dan baru kali ini terwujud ada pemimpin NU sekaligus Ketua MUI yang dipilih maju menjadi pemimpin nasional.
“Saya kira ini harus diterima, kalau ada suara yang minor itu biasa tapi mayoritas 95 persen warga NU akan mendukung. Kelompok di luar NU juga akan bisa menerima,” pungkas anggota DPR RI 3 periode tersebut. (mdr/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News