PACITAN, BANGSAONLINE.com - Puluhan aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ngeluruk ke kantor bupati dan gedung DPRD Pacitan, Senin (8/10). Mereka menyuarakan aspirasi terkait pendangkalan Kali Grindulu sebagai dampak bencana longsor dan banjir, November tahun lalu, lantaran hingga detik ini belum ada penanganan dari pemkab setempat.
Sebelum bertandang ke kantor bupati, puluhan massa PMII sempat menggelar orasi di perempatan Penceng. Sambil membawa poster dan spanduk bernadakan sindiran, mereka juga menyuarakan aspirasi agar pemerintah daerah segera bersikap atas sedimentasi yang terjadi pada sungai terbesar di Pacitan tersebut.
Baca Juga: Bang Udin, Pemuda Inspiratif Versi Forkom Jurnalis Nahdliyin
"Jangan sampai rakyat kembali menangis gara-gara pendangkalan sungai yang tak segera terselesaikan," teriak Rojihan, koordinator aksi, Senin (8/10).
Massa kemudian melanjutkan aksi di depan gedung DPRD Pacitan. Dalam kesempatan itu, Rojihan menegaskan dirinya akan mengawal langkah Pemkab Pacitan dalam melakukan koordinasi baik dengan BBWS Solo dan kementerian terkait guna mengatasi pendangkalan sungai Grindulu.
"PMII Pacitan mengajak pemerintah daerah untuk mendesak Kementerian PUPR agar secepatnya melakukan normalisasi sungai Grindulu. Jangan buat masyarakat menangis akan ancaman banjir bandang lagi. Pemerintah tidak punya garapan, gayanya pandai membuat taman. Yang kami mau normalisasi, bukan taman. Normalisasi harapan kami, jangan hanya janji-janji saja. Ini menandakan pemerintah kurang serius mengawal keresahan rakyat," ujar Rojihan.
Baca Juga: Gelar Halal Bihalal, PMII Sidoarjo Berharap Ada Kader yang Ikut Running di Pilkada
Setelah beberapa saat orasi di depan gedung wakil rakyat, massa kemudian ditemui Ketua Komisi IV DPRD Pacitan, Pujo Setyo Hadi. Dalam audiensi, Pujo Setyo Hadi berjanji akan menyampaikan aspirasi para mahasiwa terkait pendangkalan sungai Grindulu.
Pujo mengungkapkan bahwa sejatinya sungai Grindulu sudah menjadi perhatian Nasional, meski hingga kini ada beberapa titik yang belum dinormalisasi. "Sungai Grindulu sudah masuk dalam rencana pembangunan, peran kami mendorong pemerintah daerah untuk segera mengatasi permasalahan tersebut," beber politikus Partai Demokrat ini.
Setelah puas menggelar aksi di gedung DPRD, puluhan mahasiswa melanjutkan aksi ke kantor bupati dengan berjalan kaki. Wakil Bupati Pacitan, Yudi Sumbogo, saat menemui sejumlah peserta aksi menegaskan akan berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo selaku instansi yang berwenang terhadap sungai Grindulu.
Baca Juga: HUT ke-64 PMII, Khofifah Ajak Mahasiswa Bangun Kualitas Pergerakan dengan Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Selain koordinasi dengan BBWS, Yudi Sumbogo mengaku dalam waktu dekat ini Pemkab akan memprioritaskan pembangunan proteksi tebing, serta mempercepat pembangunan Waduk Tukul yang bisa membendung debit air.
"Pemerintah tetap akan berupaya menyelesaikan permasalah yang dihadapi masyarakat. Banyak hal yang kita kerjakan, bukan hanya normalisasi sungai, bahkan penyebab dan erosi juga menjadi tugas kita. Namun semua bertahap karena membutuhkan biaya yang tidak sedikit," tegas Wabup Yudi.
Sementara itu usai menggelar audiensi dengan Wabup dan sejumlah kepala OPD terkait, peserta aksi akhirnya membubarkan diri dengan tertib di bawah pengamanan dari aparat kepolisian. Mereka berjanji akan terus mengkawal persoalan tersebut. Bahkan akan mendatangkan massa lebih banyak lagi seandainya tidak segera ada tindak lanjut. (yun/rev)
Baca Juga: Peredaran Narkoba di Sumenep Dinilai Cukup Tinggi, Mahasiswa PMII Gerunduk Kantor Polres
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News