SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Menghadapi era industri 4.0, perpustakaan Jawa Timur diminta mempersiapkan diri menuju digital Jawa Timur (D-Jatim). Permintaan tersebut untuk mengikuti perkembangan teknologi yang terus berkembang dengan memanfaatkan teknologi informasi layanan perpustakaan digital kepada masyarakat secara online.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Daerah Prov. Jatim Dr. Ir. Heru Tjahjono saat membuka Kongres XIV Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) dan Seminar Ilmiah Tahun 2018 di Hotel Bumi Surabaya, Selasa (9/10) malam.
Baca Juga: Luncurkan 3 Layanan, Pj Gubernur Jatim Optimistis Makin Banyak Produk UKM Tembus Pasar Dunia
Heru menjelaskan, D-Jatim merupakan layanan perpustakaan digital berbasis android yang bisa diakses semua masyarakat tanpa terbatasi tempat dan waktu. Apalagi di era Industri 4.0 ditandai dengan penggunaan mesin-mesin automasi yang terintegrasi jaringan internet.
Meski demikian, dengan dikembangkannya D-Jatim, Heru berharap agar keinginan tersebut tidak mengubah sistem lama dalam memberikan pelayanan perpustakaan secara langsung. Sehingga, melalui para pustakawan, minat baca masyarakat di perdesaan.bisa semakin meningkat.
Berdasarkan data Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Prov. Jatim, secara komulatif sejak 2008 perpustakaan desa di seluruh Jawa Timur telah mendapat bantuan buku. Dari 8.501 desa/kelurahan, 3.557 desa/kelurahan atau sekitar 39,49 % nya sudah mendapatkan bantuan. Sementara melihat Indeks Minat Baca masyarakat Jatim mengalami peningkatan dengan nilai indeks 65,25 % (2015), 69,75 % (2016) menjadi 72 % (2017).
Baca Juga: Pembahasan Raperda APBD TA 2025 di DPRD Provinsi, Pj Gubernur Jatim: Siap Akselarsi Peningkatan PAD
Lebih lanjut disampaikannya, Perpustakaan Jatim bisa menjadi pusat informasi tentang lokal konten Jatim. Sehingga dapat dijadikan indikator bahwa kemajuan teknologi dan kemapanan perekonomian di suatu wilayah dapat dilihat juga dari koleksi muatan lokal di perpustakaan yang dimiliki.
“Perpustakaan Jatim dapat mengumpulkan semua informasi berupa karya cetak maupun karya rekam yang diterbitkan di wilayah Jatim. Serta karya cetak dan karya rekam yang berisi tentang konten Jatim yang diterbitkan di wilayah lain untuk menjadi bagian dari koleksi yang disimpan dan didayagunakan,” pungkas mantan Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Prov. Jatim ini.
Pada kesempatan yang sama, Ketua IPI Dedi Junaedi mengatakan, pustakawan menjadi motor penggerak yang dituntut memiliki kompetensi. Selain itu, mereka juga dituntut untuk menambah wawasan, serta dapat menjadi penyedia informasi untuk masyarakat.
Baca Juga: Cerita di Balik Lahirnya Majadigi, Upaya Pemprov Jatim Tingkatkan Layanan Digital Tiada Henti
Karena itu, kongres dan seminar nasional ini menjadi salah satu upaya pustakawan untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi khususnya untuk menyediakan informasi.
Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Prov. Jatim Dr. Ir. H. Abdul Hamid, MP melaporkan, Jatim memiliki sebanyak 285 pustakawan, bahkan 2-3 bulan mendatang Pustakawan Jatim bertambah menjadi 286 orang.
Untuk memperbanyak pustakawan, lanjutnya, Inpassing untuk jabatan fungsional pustakawan akan diperpanjang sampai 2021.
Baca Juga: Angka TPT Jatim 4 Tahun Terakhir Turun, Terendah Kedua di Pulau Jawa dan di Bawah Nasional
Kegiatan ini dilaksanakan selama empat hari, 9-12 Oktober 2018 dengan tema “Transformasi Pustakawan dalam Mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan”. Kongres XIV Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) dan Seminar Ilmiah Tahun 2018 ini dihadiri sekitar 725 orang, termasuk undangan dari 26 negara juga ikut menyemarakkan. (ian/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News