PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Front Santri Indonesia (FSI) yang merupakan bagian dari Front Pembela Islam (FPI), menggelar Seminar Nasional di Hotel Dalwa, Raci, Rembang, Pasuruan, Minggu (14/10).
Dalam acara tersebut tampak hadir para petinggi NU Kabupaten Pasuruan, seperti Ketua PCNU Kab. Pasuruan KH. Imron Mutamakin, Mustasyar NU Kab. Pasuruan Habib Abu Bakar bin Hasan Assegaf, dan Ketua LP. Ma'arif sekaligus Wakil Bupati Pasuruan KH. Mujib Imron.
Baca Juga: Warga Pandaan Jadi Korban KDRT WNA Australia, Penasihat Hukum Keluhkan Kinerja Polres Pasuruan
Dalam acara tersebut Gus Mujib sapaan Wabup menceritakan, dirinya yang masih baru menjalankan tugas memimpin bersama Gus Irsyad sempat berkendala. Hal itu dikarenakan Satpol PP saat razia di tempat hiburan malam atau WTS di wilayah Tretes terjadi benturan fisik dengan warga sekitar yang tidak terima lahan pencaharian mereka dibubarkan.
"Ada Satpol PP kami sempat dihadang oleh warga sekitar, bahkan dari anggota tersebut kena pukul oleh warga, gara-gara mereka berencana membubarkan senok di daerah tersebut," tutur dia di hadapan ratusan massa FPI.
Dengan kejadian tersebut, Gus Mujib mengimbau kepada hadirin yang datang untuk tidak ikut campur main hakim sendiri. "Biarkan masyarakat jangan ikut campur menangani hal itu, cukup kami serahkan kepada Polisi dan TNI untuk mengamankanya," ucapnya.
Baca Juga: Persiapan Persekabpas Hadapi Liga Nusantara, Exco PSSI Rapat Bersama Klub Anggota Askab
Kepada massa FPI yang hadir di situ, Gus Mujib berharap doa, supaya mampu mewujudkan bahwa Pasuruan benar-benar Kota santri. Dia juga berencana akan membuat undang-undang aturan batasan bergaul di wilayah wisata pemandian alam Banyubiru.
"Jadi pemandian tersebut untuk yang laki-laki sendiri dan perempuan sendiri," papar dia.
Dan terakhir dia berpesan, jika ada tempat maksiat, seperti tempat judi, diskotik dan WTS, segara dilaporkan kepada aparat setempat, kalau bisa menghubungi dirinya langsung.
Baca Juga: Uniwara Pasuruan Resmikan Unit Layanan Disabilitas
"Anda bisa lapor ke RT/RW, atau Kepala Desa, atau ke Polsek setempat, kalau bisa SMS saya langsung, biar kami yang bertindak," pungkasnya. (afa/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News