LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Ketersediaan jagung di Lamongan sudah tercukupi. Bahkan sampai Oktober lalu sudah bisa berproduksi 550.2014 ton.
Bupati Fadeli bahkan menegaskan soal ketersediaan ini dengan kata cukup. "Alhamdulillah, sampai dengan saat ini, di saat sudah mulai musim hujan, kami masih bisa panen jagung," ujarnya saat mendampingi Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Sumardjo Gatot Irianto bersama Wakil Asisten Teritorial Kasad Brigjen Gathut Setyo Utomo saat panen padi serentak di Desa Bulubrangsi Kecamatan Laren, Sabtu (10/11).
Baca Juga: Petrokimia Gresik di Usia 52 Tahun, Dorong Kemajuan Pertanian dan Industri Kimia Berkelanjutan
"Menurut Saya, ketersediaan jagung cukup. Jadi Saya minta pada kementerian, agar tidak perlu impor jagung. Tidak perlulah, sedikit-sedikit impor," katanya menambahkan.
Dia menyarankan, yang perlu dilakukan saat ini adalah menjaga keseimbangan harga. Sehingga petani jagung menikmati keuntungan, di sisi lain peternak tidak menjerit karena harga pakan yang terlalu tinggi.
Untuk itu, dia meminta agar harga jagung dijaga agat tidak sampai di bawah Rp 4 ribu per kilogram. "Kalau sampai di atas Rp 5 ribu per kilogram juga tidak bagus, karena nanti imbasnya pada peternak," ujarnya.
Baca Juga: Terima Jagung dari NTB untuk Kesejahteraan Peternak, Bapanas Puji Kerja Sama Daerah Pemkab Blitar
Lebih jauh dia juga meminta agar tidak ada permainan, seperti dengan menahan stok di gudang-gudang. "Stok yang ada di gudang itu agar dikeluarkanlah, jangan sampai seperti saat ini. Agar harga itu seimbang," katanya.
Sumardjo Gatot Irianto setuju dengan yang disampaikan Bupati Fadeli, terkait menjaga keseimbangan harga jagung. "Tadi sudah disampaikan Pak Bupati Fadeli. Bahwa produksi jagung itu memang melimpah dan ada. Namun mungkin sebarannya yang tidak merata," kata dia.
Dia menjanjikan tahun ini akan membantu 5 unit mesin UV Dryer untuk Lamongan. Sehingga jagungnya bisa dikeringkan sempurna sehingga kualitasnya tinggi dan bisa disimpan untuk jangka waktu yang lebih lama.
Baca Juga: Dukung Peningkatan Produksi Padi, Babinsa Lakukan Pendampingan dalam Percepatan Pompanisasi
Lonjakan produksi jagung di Lamongan terjadi pasca suksesnya program Tani Jago (pertanian jagung modern). Sehingga yang semula produktivitasnya berkisar 5,8 ton per hektare, saat ini bisa mencapai 9 ton per hektare.
Peningkatan produktivitas ini diikuti melonjaknya produksi dari sebesar 323.550 ton di 2015 menjadi 571.080 ton dengan produktivitas rata-rata 8,3 ton per hektare pada 2017.
Sementara hingga Oktober 2018, produksi jagung Lamongan sudah mencapai 550.201 ton dengan produktivitas 9 per hektare. Ini bisa dilakukan tidak dengan menambah luasan lahan, namun karena penerapan Tani Jago. (qom/rev)
Baca Juga: Jelang Musim Tanam, Dirut Petrokimia Gresik Blusukan ke Distributor dan Kios Pupuk
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News