PAMEKASAN, BANGSAONLINE.com - Ribuan pelamar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Kabupaten Pamekasan, tidak mencapai Passing Grade atau ambang batas nilai Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) yang telah ditetapkan Panitia Seleksi Nasional (Panselnas).
Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Pamekasan, Lukman Hedi Mahdia, mengungkapkan dari total 8.632 peserta tes hanya 162 yang lolos. Sedangkan kuota CPNS di Pamekasan sendiri sebanyak 340 orang.
Baca Juga: Tegas Ingatkan soal Netralitas ASN, Pj Bupati Pamekasan: Bawaslu Bisa Melacak secara Digital
"Mengingat banyak sekali peserta yang tidak mencapai nilai yang ditentukan, kami berharap ada kebijakan baru dari pemerintah pusat terkait masalah ini. Apakah passing grade-nya diturunkan atau nilai peserta yang paling tinggi langsung dimasukkan," harapnya, Rabu (14/11).
Lukman menambahkan minimnya peserta yang lolos tes SKD yang digelar mulai tanggal 27 Oktober sampai 13 November itu bukan hanya terjadi di Pamekasan tetapi terjadi di daerah lain.
“Hasil dari tes para peserta kami pasrahkan ke Panselnas, biar Panselnas yang menentukan. Karena pemerintah daerah hanya sebagai penyelenggara saja,” pungkasnya.
Baca Juga: Menantu Tega Tusuk Mertua di Pamekasan
Sedangkan salah satu anggota komisi IV DPRD Kabupaten Pamekasan Syamsuri memberikan angin surga karena menurutnya peserta yang tidak lolos bisa ikut seleksi pada tahun 2019 mendatang.
"Hal ini memang dilema, sedangkan di Pamekasan sendiri kaota penerimaan CPNS adalah tenaga pendidikan dan kesehatan," ungkapnya.
Menurut Syamsuri dari hasil kunjungan komisi IV ke DPR RI pada Senin lalu, pemerintah pusat disarankan untuk tetap mengakomodir peserta yang tidak lolos tahap awal. Saran tersebut muncul berkaitan dengan soal-soal yang ditengarai terlalu sulit untuk dijawab.
Baca Juga: Calon Wakil Bupati Pamekasan dari Pasangan Kharisma Hadir dalam Video Dugaan Money Politic
Ia melanjutkan, Komisi DPRD Kabupaten Pamekasan masih akan melakukan koordinasi dengan pusat terkait banyaknya para pelamar yang tidak lolos SKD. Pihaknya menyoroti nilai ambang batas yang terlalu tinggi serta soal-soal yang diberikan justru jauh dari bidang yang ditekuni para pelamar.
"Yang tidak lolos SKD itu belum tentu tidak berkualitas, karena justru banyak soal yang memang tidak sesuai dengan bidangnya. Semisal soal matematika yang diberikan pada jurusan PAI," pungkasnya. (err/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News