Tawon, Selamatkan Kebun Singkong di Indonesia

Tawon, Selamatkan Kebun Singkong di Indonesia


BOGOR (bangsaonline)

Ukurannya hanya sebesar kepala jarum pentul dan tidak menyengat. Tapi tawon-tawon kecil ini adalah pembunuh berdarah dingin. Ibaratnya tim SWAT, mereka bekerja sebagai penetralisasi hama tanaman singkong.

Baca Juga: Petrokimia Gresik di Usia 52 Tahun, Dorong Kemajuan Pertanian dan Industri Kimia Berkelanjutan

Tawon-tawon kecil ini disebar di Indonesia, di mana hama kutu Phenacoccus Manihoti masih mengancam. Kutu berbulu dan berwarna putih ini tubuhnya berbentuk seperti pil obat. Dalam 60 tahun terakhir, hama ini meraja lela di seluruh Asia Tenggara. Tetapi berbeda dengan misalnya Thailand, di mana singkong jadi komoditi ekspor besar, di Indonesia tanaman ini jadi bahan pangan kedua terpenting setelah beras. Ini menyebabkan kutu Phenacoccus Manihoti jadi ancaman bagi penyediaan pangan.

Tawon-tawon kecil Anagyrus Lopezi membutuhkan kutu tersebut dalam keadaan hidup. Tawon betina menempatkan telur di dalam tubuh kutu, dan selama larva tumbuh membesar, larva memakan kutu secara perlahan dari dalam tubuhnya, sampai tinggal kerangka luarnya saja.

Rabu (24/09) para peneliti menempatkan 2.000 ekor tawon di dalam sangkar di dekat sebuah area kebun singkong di Bogor. Mereka akan memonitor terlebih dahulu, apakah tawon mampu menyesuaikan diri dengan kondisi daerah itu, selama mereka berkembang biak hingga mencapai sekitar 300.000 ekor bulan depan. Setelah itu mereka akan dilepas untuk memulai tugas mereka membasmi hama.

Baca Juga: Dukung Peningkatan Produksi Padi, Babinsa Lakukan Pendampingan dalam Percepatan Pompanisasi

Tidak jelas sejauh mana kutu Phenacoccus Manihoti sudah merugikan panen singkong Indonesia, tapi serangan hama sudah dilaporkan dari Jawa dan Sumatra, kata Kris Wyckhuys, seorang pakar entomologi di Pusat Penelitian Pertanian Tropis Internasional di Kolombia, yang ikutserta dalam koordinasi penyebaran tawon. Menurutnya, idenya adalah melepaskan tawon untuk sepenuhnya membasmi hama. Karena jika dibiarkan, hama bisa mematikan lebih dari 80% panen, dengan menghisap getah sampai tanaman kering dan mati.

Indonesia adalah salah satu penghasil singkong terbesar dunia. Singkong jadi sumber karbohidrat yang baik bagi tubuh, juga mengandung nutrisi dalam jumlah besar. Singkong jadi makanan penting di sejumlah negara berkembang. Di Indonesia singkong digoreng atau direbus, dan jadi bahan keripik juga kue. Di negara lain, singkong juga dijadikan makanan ternak. Selain itu singkong jadi bahan produk lainnya, mulai dari lipstik dan pemanis buatan, sampai cat.

Mereka memakan nyamuk dan serangga yang merugikan tanaman. Juga terlibat dalam penyerbukan buah dan sayuran, serta mengurai sampah. Dan beberapa dari mereka tampak tidak 'mengerikan' lagi, jika orang melihat dari dekat. Itulah serangga berguna.

Baca Juga: Jelang Musim Tanam, Dirut Petrokimia Gresik Blusukan ke Distributor dan Kios Pupuk

Pedagang Portugal membawa tanaman singkong dari Amerika Selatan untuk pertama kalinya beberapa abad lalu. Dan banyak masyarakat termiskin dunia tergantung pada hasil tanaman ini untuk selamat. Singkong bisa tumbuh di lahan yang kualitas tanahnya tidak bagus. Selain itu singkong tidak butuh banyak air. Sifat menguntungkan itu membuat singkong ideal untuk ditanam di daerah bersuhu tinggi yang terkena kekeringan.

Penyebaran dengan pesawat terbang

Singkong sangat penting di Afrika, yang mengalami serangan hama besar-besaran Phenacoccus Manihoti di tahun 1980-an. Tawon-tawon diimpor pertama kali ke sana dari Paraguay, dan disebar di seluruh benua dengan pesawat terbang. Metode ini efektif, dan hampir 95% hama bisa dibinasakan di sejumlah areal. Oleh sebab itu kelaparan bisa dicegah dan dana 20 milyar Dolar bisa dihemat.

Baca Juga: Simak Cara Mengendalikan Hama Penggerek Tongkol Jagung

Menurut Wyckhuys, tawon-tawon tidak menyebabkan efek sampingan terhadap ekosistem, karena kutu Phenacoccus Manihoti hanya makan singkong, dan tawon hanya makan kutu Phenacoccus Manihoti. Tetapi Wyckhuys mengatakan, pembasmian kutu sepenuhnya tidak mungkin dilakukan, karena tawon harus terus memiliki sumber makanan. Jika tidak tawon juga akan mati.

Sumber: dw.de

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mahasiswa Indonesia Bekerja Part Time Sebagai Petani di Jepang, Viral Karena Gajinya, ini Kisahnya':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO