Cuaca Ekstrim, Perajin Batu Merah di Pacitan Merugi

Cuaca Ekstrim, Perajin Batu Merah di Pacitan Merugi Suprapto, salah seorang perajin batu bata di Pacitan yang mengaku merugi. foto: YUNIARDI/ BANGSAONLINE

PACITAN, BANGSAONLINE.com - Cuaca ekstrim, sejumlah perajin batu bata merah di Desa Bangunsari, Kecamatan/Kabupaten Pacitan, mengaku merugi. Mereka memilih mengurangi produksi, dengan alasan turunnya omzet pemesanan.

Suprapto, salah seorang perajin boto di Dusun Jambu Kulon, Desa Bangunsari mengatakan, saat musim kemarau paling tidak ia bisa menjual sekitar 15 ribu boto. Namun saat musim penghujan, apalagi dengan cuaca sangat ekstrim seperti ini, paling banyak hanya bisa menjual sekitar 7 ribuan.

Baca Juga: Soal Pemberian Keringanan Kredit, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Pacitan Serahkan ke Perbankan

"Omzet turun drastis sampai 50 persen lebih. Belum lagi kerugian saat proses memproduksi. Sebab, saat batu bata belum kering sudah tersiram air hujan," ujar Suprapto, Jumat (25/1).

Pada kondisi musim seperti ini, lanjut Suprapto, ia hanya memproduksi sekitar seribu boto dalam sehari. Sebab omzet pemesanan juga menurun.

"Soal harga sebenarnya masih stabil di kisaran Rp 700 ribu per seribunya," jelas bapak dua anak ini.

Baca Juga: Harga Gula Pasir Kemasan Tembus Rp 22 Ribu per Kilogram

Sementara sambil menunggu cuaca kembali normal, banyak dari perajin boto yang beralih profesi. Ada juga yang bekerja serabutan guna memenuhi kebutuhan perekonomian keluarganya. (yun/ns)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO