PACITAN, BANGSAONLINE.com - Bukan hanya perajin batu merah yang mengalami buntung saat musim ekstrem seperti sekarang ini. Petani tambak udang vaname di Pacitan juga mengalami hal yang sama. Bahkan mereka terancam gulung tikar, lantaran tak bisa memanen.
Seperti yang dialami Widarto, salah seorang petani tambak udang di Pacitan ini. Karena alasan musim, ia terancam tak bisa memanen tambak udangnya.
Baca Juga: Soal Pemberian Keringanan Kredit, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Pacitan Serahkan ke Perbankan
"Akibat intensitas hujan yang tinggi, sehingga tata kelola air menjadi terkendala. Belum lagi kalau aliran listrik PLN padam. Kondisi ini yang memengaruhi budidaya yang berujung pada kematian udang," ujarnya, Jumat (25/1).
Menurut Widarto, air yang mestinya bisa bersirkulasi dengan pengaturan mesin pompa menjadi tidak terkontrol akibat debit air hujan yang melimpah. Hal ini membuat proses budidaya menjadi terkendala.
"Ribuan udang, mulai dari benih, ukuran sedang, hingga siap panen akhirnya mati tak bisa dipanen. Kalau terus begini, kami jelas merugi bahkan bisa mandek usaha tambak ini," keluhnya.
Baca Juga: Harga Gula Pasir Kemasan Tembus Rp 22 Ribu per Kilogram
Hal senada juga dialami Hadi Riyono, petambak lainnya. Gara-gara musim sangat ekstrem, usaha tambaknya banyak mengalami kesulitan. Selain itu, juga karena budidaya udang sangat bergantung terhadap proses sirkulasi air di tambak.
"Kalau (sirkulasi) tidak lancar, tentu sangat memengaruhi tumbuh kembang benih udang," bebernya di tempat terpisah.
Namun, buktinya sejauh ini mereka masih tetap bertahan untuk menyelamatkan usaha tambaknya dari ancaman kebangkrutan. Sebab modal yang mereka keluarkan tak tanggung-tanggung, hingga mencapai ratusan juta rupiah. (yun/ns)
Baca Juga: Bupati Pacitan Perintahkan Sekda Konsultasi ke Pemprov Soal Kebijakan Ekonomi di Tengah Wabah Covid
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News