TUBAN, BANGSAONLINE.com - Project Coordinator NGRR Tuban, Kadek Ambara Jaya mengatakan, berdirinya kilang minyak Rosneft di Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban akan membutuhkan penyerapan ribuan tenaga kerja. Baik tenaga kerja selama proses konstruksi, dan ketika beroperasi. Hal ini disampaikan Kadek, Minggu (27/1).
Ia merincikan, jumlah tenaga kerja selama konstruksi mulai Mei 2019 hingga Desember 2025 mencapai puluhan ribu pekerja. Yakni, pada 2019 dibutuhkan 2.000 orang, tahun 2020 dibutuhkan 7.000 hingga 8.500 orang, tahun 2023 sebanyak 30.000 sampai dengan 45.000 pekerja, dan 2025 dibutuhkan tenaga kerja sekitar 2.500 hingga 5.000 orang.
Baca Juga: PT TPPI Tuban Ajak Masyarakat Bebersih Pantai dan Bagikan 1.000 Bibit Pohon
Sedangkan saat beroperasi, yakni setelah tahun 2024 dibutuhkan 2.500 orang sebagai organik Pertamina, dan 5.000 orang sebagai tenaga outsourcing. "Insya Allah jika kilang minyak berdiri di Tuban, maka akan memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar," janji Kadek.
Ia menambahkan, meski saat ini sebagian masih ada penolakan, namun Pertamina optimis kilang minyak dapat berdiri di Tuban. "Sebagian dari mereka menolak lantaran tidak tahu sepenuhnya pemanfaatan kilang minyak. Jika masyarakat sudah tahu, tentu mereka akan menerima. Salah satu contohnya, masyarakat bakal mendapat pekerjaan, beasiswa kepada warga sekitar, dan lain sebagaiannya. Kami saat ini juga minta bantuan Forkopimda agar proyek kilang minyak ini berdiri," terangnya.
Terpisah, Bupati H Fathul Huda juga optimis kilang minyak bisa berdiri di Kabupaten Tuban. Sebab, lahan yang akan digunakan juga tidak bertentangan dengan hukum.
Baca Juga: Lahan Kilang Tuban GRR Kembali Terbakar, Ini Penyebabnya
Diketahui, pembangunan kilang minyak di Kecamatan Jenu tersebut rencananya dibangun di atas lahan seluas 841 hektare yang merupakan milik KLHK dan warga. Untuk lahan milik warga, ada sekira 390 hektar yang akan dibebaskan, terbagi dalam lahan ladang dan permukiman. (wan/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News