PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Pasuruan yang dikenal sebagai Kota Santri sedang diuji persoalan kasus amoral. Dalam seminggu, kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur terjadi dua kali. Sontak, kasus tersebut mendapat perhatian dari Ketua DPRD Kab. Pasuruan HM. Sudiono Fauzan.
"Saya sangat prihatin dengan kejadian seperti itu, bahkan itu memalukan Pasuruan yang dikenal sebutan kota santri," ujar Dion, sapaan akrab tokoh elit PKB ini saat wawancara dengan BANGSAONLINE di Kantor DPRD Kab. Pasuruan, Selasa (29/1) kemarin.
Baca Juga: Dua Anggota DPRD Kabupaten Pasuruan Resmi Dilantik Gantikan Rusdi dan Shobih
Sebelumnya, telah terjadi dua kali kasus seksual. Yakni menimpa siswa SDN Legok, Gempol dan siswa SD Rebalas, Grati, Kab. Pasuruan. Peristiwa tersebut terjadi saat jam pelajaran.
Dion mengatakan akan menelusuri kejadian itu. Terutama, kepada pihak sekolah terkait dugaan adanya keteledoran dalam kasus tersebut.
Dia berjanji akan segera mengevaluasi kasus tersebut bersama Komisi IV. "Kami akan segera menugaskan teman-teman dari komisi IV untuk turun lapangan. Mana yang harus kita perbaiki dan di mana letak kesalahanya," tuturnya.
Baca Juga: Ning Mila Siap Perjuangkan Aspirasi Pendidikan dan Kesejahteraan Masyarakat
Dion juga berharap kepada segenap wali murid untuk bersinergi membimbing putra-putrinya untuk membatasi menggunakan Hp. Sebab menurutnya, dampak dari alat elektronik tersebut juga pengaruh besar pada pembelajaran moral anak.
Dia juga berpesan kepada wali murid untuk mendidik anak melalui program Pemkab, yaitu wajib madin. "Arahkan mereka belajar di madrasah diniyah yang telah diprogramkan pemerintah, yakni Wakmoqidin, waktunya membangun TPQ dan Madin," pungkasnya. (afa/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News