Mencalonkan Kades Karanganyar Bukan sebagai Ambisi Pribadi

Mencalonkan Kades Karanganyar Bukan sebagai Ambisi Pribadi Calon Kades Karanganyar Bambang Dwi Suryanto, saat memberikan sambutan.

TRENGGALEK, BANGSAONLINE.com - Mencalonkan diri sebagai calon kepala desa bukanlah bentuk ambisi pribadi, namun karena ingin mewujudkan Desa Mandiri, serta melanjutkan pembangunan dari sektor Pariwisata. Hal itulah yang menjadi dasar bagi Bambang Dwi Suryanto, untuk kembali mencalonkan diri sebagai Kades Karanganyar, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek.

Pernyataan ini disampaikan oleh Barqa Prantama, juru kampanye calon Kepala Desa Karanganyar dalam orasinya saat kampanye perdana, Minggu sore (3/2).

Baca Juga: 9 Desa di Trenggalek akan Gelar Pilkades Serentak

(Barqa (paling kiri) baju putih, Dosen Asal Unbraw Malang)

"Ini bukan soal ambisi pribadi, tapi yang ingin beliau sampaikan, gak bisa diucapkan adalah ada yang belum sempat dirampungkan, yakni membuat Desa Mandiri," kata Barqa yang merupakan dosen FISIP asal Universitas Brawijaya, Malang dalam orasinya.

Baca Juga: Lantik 15 Kades, Bupati Arifin: Sukseskan Imbauan Larangan Mudik

Akademisi asal Unbraw ini lantas menceritakan kenapa ia begitu peduli dengan calon Kades Bambang Dwi Suryanto. Menurutnya, sosok seperti Bambang jarang ditemukan. Yakni kades yang berpikiran ke depan. Barqa lantas menceritakan awal pertemuannya dengan sosok kades yang penuh inovasi ini.

Ketika itu tahun 2016, Bambang yang sebelumnya menjabat kades dua periode berturut turut sejak 2007 hingga 2019 ini mendatangi kampus Universitas Brawijaya Malang bermaksud mengonsultasikan keinginannya mengembangkan sektor pariwisata. Dalam obrolannya saat itu, Bambang sempat berkeluh kesah terkait beberapa hal, yakni pengangguran dan kiat-kiat mewujudkan kemandirian desa.

Alasan inilah yang membuat Barqa menaruh rasa simpati dan peduli terhadap Bambang. Ia kemudian melakukan komunikasi intens guna menerjemahkan pemikiran pemikiran calon Kades lulusan Universitas Merdeka Malang tahun 1996 silam ini.

Baca Juga: Pilkades Serentak di Trenggalek, Ini Pesan Bupati Arifin

"Kalau yang pertama tadi urusannya tidak dengan rakyat, mungkin saya langsung pulang. Karena banyak pemimpin seperti itu, yang diurusi partainya, yang diurusi golongannya, bukan rakyatnya," tegasnya.

Dikatakan oleh Barqa, desa itu ujung tombak pemerintahan, persoalan di desa harus diselesaikan terlebih dulu. "Untuk apa bicara muluk-muluk bahas persoalan negara, kalau yang di desa masih belum kelar. Desa harus selesai dulu. Ini bukan urusan pilkades, ini soal menghadirkan pemimpin yang berangkat karena alasan rakyat," tandasnya.

Barqa melanjutkan ceritanya. Bahwa, suatu ketika Bambang pernah menyampaikan jika ukuran keberhasilan pembangunan Desa itu menurut warga cukup sederhana, yaitu pembangunan jalan.

Baca Juga: Polemik Pilkades Karanggandu, Cakades Asmadi Anggap Plt. Kepala DPMD Tak Ngerti Hukum

"Kalau jalannya jelek, kepala desa dianggap gagal. Persoalannya kalau sumber dana berasal dari pendapatan desa dan APBDes gak mungkin cukup untuk membangun jalan satu desa. Sepuluh kali ganti kepala desa tetap tidak terlihat hasilnya kalau ukuran jalan yang sumbernya hanya PAD, gak mungkin beres. Maka Pak Bambang kuliah pada kami, bagaimana caranya yang menjadi ukuran keberhasilan bisa ia lakukan, tapi uang juga bisa didapatkan. Nah, maka dibentuklah BUMDes bertujuan mengembangkan sektor pariwisata. Bayangkan, jika sektor pariwisata dikelola secara profesional, maka bisa dipastikan bahwa kepemimpinan pak Bambang akan mampu mewujudkan apa yang diharapkan warganya," urainya.

Bambang di mata Barqa memiliki mimpi yang besar membangun Desa dari sisi Kemandirian Desa dan Desa Wisata. Untuk itu, ia menganggap sosok seperti Bambang harus didukung dan diberi kepercayaan guna mewujudkan cita-cita tersebut.

"Saya berdiri di sini sebagai akademisi yang peduli dan yang jarang menemukan Kepala Desa berpikiran ke depan. Kalau cuma berpikiran hari ini ada duit sekian, gimana daerah yang memilihnya dibangun, yang tidak mendukung belakangan saja. Banyak contoh seperti itu. Buat apa kita punya pariwisata jika yang mengelola orang luar. Yang diinginkan Pak Bambang, Desa kita yang mengelola adalah masyarakat desa itu sendiri," katanya. 

Baca Juga: Non Anggaran, Tuntutan Pilkades Ulang di Karanggandu Trenggalek Mustahil Terwujud

Sementara selama memimpin Karanganyar, Bambang Dwi Suryanto sendiri sudah meraih sejumlah prestasi. Di antaranya, tahun 2014 meraih penghargaan untuk lomba seleksi desa se-Kabupaten Trenggalek kategori desa berseri pratama. Tahun 2015 juara 3 lomba desa tingkat Kabupaten Trenggalek, dan 2016 juara 2 juara Desa Berseri tingkat madya.

Kemudian, pada tahun 2017 penetapan sebagai desa berseri tingkat mandiri provinsj Jawa Timur satu-satunya di Trenggalek, 2017 juara 1 inovasi pembangunan dalam ajang sutran award. 2018 mendapat undangan dari Kementerian PDT sebagai desa terbaik penyerapan anggaran tingkat pemberdayaan masyarakat, serta 2018 juara 1 lomba desa SPBM. (man/dur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO