GRESIK, BANGSAONLINE.com - Penganiayaan yang dilakukan siswa SMP PGRI Wringinanom terhadap gurunya masih menjadi perbincangan masyarakat, khususnya Gresik. Kasus ini telah ditangani dan dimediasi oleh DPRD maupun Kapolres Gresik.
Senin, Komisi IV DPRD Gresik mengunjungi SMP PGRI Wringinanom untuk menindaklanjuti kasus penganiayaan yang tengah viral itu. Nur Kalim, sang guru yang menjadi korban tindakan kurang ajar anak didiknya, juga diminta menceritakan kronologi peristiwa yang terjadi hari Sabtu, 2 Februari itu.
Baca Juga: Hari Anak Nasional, Petrokimia Gresik Berbagi Inspirasi untuk Pelajar di Sekitar Perusahaan
(SELENGKAPNYA: KRONOLOGI PENGANIAYAAN GURU OLEH SISWANYA DI SINI)
Ada pengakuan mengejutkan yang diungkapkan Nur Kalim saat menceritakan kronologi kejadian di depan Anggota Komisi IV. Usai jam pulang sekolah, Nur Kalim mengaku mendapatkan laporan dari beberapa siswa kalau Arigo Aris, siswa pelaku penganiayaan, telah dipukuli anak-anak Pasinan.
"Sepertinya anak-anak tak tak terima, karena saya kan warga Pasinan," katanya. Namun, Nur Kalim tak bisa memastikan apakah Arigo Aris betul-betul dihajar anak-anak Pasinan atau tidak. Sebab, ia mengaku tak mendapat bukti fisik.
Baca Juga: Pastikan Awal MPLS Lancar, Wakil Bupati Gresik Sidak ke Sejumlah Sekolah
Hanya saja, ia mengatakan bahwa orang tua Arigo Aris juga melaporkan kejadian pengeroyokan yang dialami anaknya itu. "Setelah kejadian itu, pada saat masuk sekolah hari Senin (4/2), Arigo Aris menghampiri saya dan meminta maaf. Pak minta maaf ya, karena ketidaksopanan saya kemarin," kata Nur Kalim menirukan Arigo.
"Sebagai guru, ya saya maafkan dan saya mengizinkan ikut simulasi," sambungnya.
(VIDEO: DETIK-DETIK SISWA SMP PGRI WRINGINANOM GRESIK CEKIK GURUNYA)
Baca Juga: Insan Petrokimia Gresik Edukasi Pelajar SLB Cara Bercocok Tanam
Selanjutnya, pada hari Rabu (6/2), Nur Kalim mengaku melihat Arigo Aris sendirian tak ada temannya. "Waktu itu katanya diancam anak Pasinan. Namun saya tak tahu sendiri," jelasnya.
Setelah diperlakukan Arigo Aris seperti itu, pada hari Jumat (8/2), Nur Kalim akhirnya menyampaikan kasus yang dialaminya kepada kepala sekolah. "Sebelumnya, pada Kamis (7/2) sudah saya ceritakan kepada orang tua Arigo Aris. Namun, (orang tua Arigo Aris, red) tak percaya. Tetapi saya jelaskan bahwa itu kejadian beneran," katanya. (hud/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News