Tangkal Money Politic, Bawaslu Sidoarjo Jalin Sinergi dengan Pers

Tangkal Money Politic, Bawaslu Sidoarjo Jalin Sinergi dengan Pers Ketua Bawaslu Sidoarjo Haidar Munjid membuka acara sosialisasi pengawasan partisipatif Pemilu 2019 dengan jurnalis, Senin (18/3). foto: MUSTAIN/ BANGSAONLINE

SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Badan Pengawas Pemilu Kabupaten Sidoarjo mengidentifikasi potensi munculnya politik uang yang akan masuk ke Kabupaten Sidoarjo jelang Pemilu yang akan digelar pada 17 April 2019 mendatang.

Hal itu disampaikan Bawaslu saat menggelar sosialisasi Pengawasan Pemilu yang bertemakan "Membangun Sinergitas bersama Jurnalis Dalam Penguatan Pengelolaan Media Informasi dan Pengawasan Partisipatif Pemilu 2019" di Fave Hotel Sidoarjo.

Baca Juga: Genjot Partisipasi Pemilih, KPU Jatim Gandeng PPI Sidoarjo Sosialisasi Pilkada Serentak 2024

"Ada sebuah informasi yang memang sudah keluar dari beberapa laporan masyarakat, adanya identifikasi yang sudah mulai muncul, meski sampai saat ini masih belum sampai muncul ke publik. Karena memang belum ada lawan mainnya," cetus Komisioner , Agung Nugroho, Senin (18/3)

Diperkirakan potensi terjadinya money politic jelang Pilpres 2019 mencapai 60 persen. Diakui, sejak sepekan ini Bawaslu sudah melakukan identifikasi melalui kuisioner di masing-masing kecamatan dengan melibatkan pihak penyelenggara terkait.

"Potensi itu bisa dilihat di masing-masing kecamatan. Bagaimana dimensi politik uang di Sidoarjo sudah sangat kencang. Deteksi itu memang perlu. Bagi kami, ini menjadi potensi agar kami bisa melakukan upaya-upaya pencegahan terhadap money politic," terangnya.

Baca Juga: Bawaslu Sidoarjo Sebut Rumah Data Jadi Sarana Ukur Kinerja Pengawasan

Dengan adanya hal itu, sangat dirasa perlu Bawaslu menjalin sinergitas bersama insan pers dalam melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pemilu mendatang.

"Kita akan bangun sinergi dengan insan pers. Karena ada beberapa hal ke depan, di mana insan pers sebagai mitra pengawasan, pemberi masukan dan evaluasi bagi kami. Ketika ada beberapa potensi pelanggaran, pola, dan potensi untuk sama-sama melakukan pencegahan. Terutama pencegahan terhadap money politic," tandasnya.

Di sisi lain, Koordinator Divisi Penyelesaian sengketa , Jamil menambahkan sebagai pilar demokrasi, insan pers dirasa perlu menjalin sinergitas bersama penyelenggara pemilu. Alasannya, dis amping sama-sama menguatkan sistem demokrasi yang ada, juga bisa mengaktualisasikan demokrasi dengan baik.

Baca Juga: Pemilih Harus Seberangi Sungai Menuju TPS, Bawaslu Sidoarjo Minta KPU Tambah TPS

"Peran media sangat penting. Karena ini bagian dari pintu masuk jalannya demokrasi. Sehingga dalam pemilihan nanti bisa melahirkan pemimpin bangsa yang amanah," pungkasnya. (cat/sta/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO