Oknum Guru di Sumenep Diduga Aniaya Muridnya hingga Tewas, Ini Klarifikasinya

Oknum Guru di Sumenep Diduga Aniaya Muridnya hingga Tewas, Ini Klarifikasinya Kepala Sekolah SMAN Batuan Salehoddin (memakai batik), saat dikonfirmasi sejumlah awak media pada Kamis (21/3) siang di ruang kerjanya.

SUMENEP, BANGSAONLINE.com - Oknum guru SMAN Batuan Sumenep yang diduga melakukan penganiayaan terhadap siswanya hingga meninggal dunia menjadi sorotan publik. Terkait hal ini, pihak sekolah memberikan klarifikasi. 

Kepala Sekolah SMAN Batuan Sumenep, Salehoddin, membantah ada siswanya yang meninggal akibat dianiaya guru. Ia tak menampik adanya siswa yang meninggal dunia. Namun meninggalnya siswa tersebut disebabkan sakit otak akibat radiasi HP.

Baca Juga: Guru SMA 2 Arjasa Sumenep Diduga 2 Tahun Jarang Ngantor, Kacabdindik Sumenep Diminta Beri Teguran

"Jadi siswa yang santer dikabarkan meninggal dunia sebab dianiaya itu salah," ujarnya.

"Menurut sesuai surat izin pihak keluarga yang dikirim ke sekolah, siswa itu sakit akibat radiasi HP. Saat pihak sekolah datang berkunjung, penyakit yang diderita siswa Andrean (korban) memang terkena radiasim, bukan kasus penganiyaan," jelasnya.

Dalam kesempatan itu, ia juga mengakui bahwa korban Andrean sempat dipukul oleh guru agama menggunakan gayung. Namun, itu sudah terjadi pada Oktober 2018 lalu.

Baca Juga: Dispendik Sumenep Komitmen Wujudkan Sekolah Inklusif

“Jadi, sudah sekitar lima bulan yang lalu. Itu pun gayung hanya menyentuh dahi, tidak keras. Dan setelah itu, siswa yang bersangkutan tetap baik-baik saja dan sehat dan bersekolah seperti biasanya,” terangnya.

Menurutnya, masalah pemukulan tersebut sudah selesai. "Siswa yang lain mengakuinya kalau pukulan terhadap Andrean itu tidak keras. Itu pun gayung yang digunakan memang gayung yang sudah pecah. Itu bukan pecah setelah dipukulkan, namun gayungnya memang pecah sebelumnya,” ujarnya.

Untuk itu, Salehoddin kembali menegaskan bahwa kabar penganiyaan yang dilakukan oknum guru kepada siswa hingga meninggal dunia itu tak benar. “Kami sudah mengklarifikasi kepada pihak guru bersangkutan, teman sebangku, dan teman lainnya. Jadi, dia sakit karena faktor radiasi HP, bukan penganiayaan,” terangnya.

Baca Juga: Upaya Ciptakan Generasi Emas Indonesia, BNNK Sumenep Edukasi Anak-Anak dari Bahaya Narkoba

Hal ini dibuktikan dengan hasil diagnosa dokter RSUD Sumenep dan RSUD Pamekasan yang menyatakan bahwa korban meninggal akibat terkena radiasi HP hingga mengakibatkan infeksi syaraf otak.

"Berdasarkan keterangan teman-temannya, korban memang kecanduan game sehingga sering tidak mengerjakan tugas dan tidur waktu pelajaran. Kemudian dibangunin disuruh ke depan, tidak lantas dipukul ditempat," pungkasnya.

Terkait adanya laporan ke Polres, Salehoddin menyatakan pihaknya siap menghadapinya. “Kalau itu (adanya laporan ke polisi, red), kami akan tunggu dan akan kami jelaskan semua. Harus kami buka fakta, dan kebenaran harus diungkap,” tandasnya.

Baca Juga: Ditanya Anggaran Rp100 Juta untuk Revitalisasi Lapangan MAN Sumenep, ini Jawaban Kepala Kemenag

Diberitakan sebelumnya, dunia pendidikan Sumenep dihebohkan dengan kabar adanya oknum guru di SMAN Batuan Sumenep yang diduga menganiaya muridnya hingga meninggal dunia. Guru agama berinisial F ini diduga melakukan tindakan kekerasan berupa penganiyaan terhadap salah seorang siswanya bernama Andrean (17), warga Desa Lembung, Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep. Dikabarkan, korban meregang nyawa saat proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar). (aln/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO