MADIUN, BANGSAONLINE.com - Baik pria maupun wanita memiliki risiko yang sama, tak terkecuali terhadap penyakit jantung. Seperti halnya yang dialami oleh Agus Supriyanto (57), suami P. Dyah Pentakaryati. Pria yang berprofesi sebagai guru di salah satu sekolah menengah ke atas di Kota Madiun ini harus rutin memeriksakan dirinya dikarenakan penyakit jantung yang menyerangnya bulan Oktober tahun lalu.
“Awal mula kena serangan jantung bulan Oktober 2018 lalu. Memang dulu punya riwayat hipertensi dan sering berobat, tetapi tidak rutin minum obatnya. Ketika itu posisi suami saya berada di Malang dalam rangka perjalanan dinas dan akhirnya dirawat di rumah sakit Karsa Husada. Pada saat di sana beliau tetap menggunakan kartu JKN-KIS-nya dan selama tiga hari dirawat inap, sesuai hak kelasnya, yaitu kelas 1, nol rupiah. Itu artinya tanpa ada tambahan biaya,” ungkap wanita yang juga Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Madiun, yang akrab disapa Penta ini.
Baca Juga: JKN Jadi Andalan Keluarga Mahasiswi dari Kandat untuk Atasi Masalah Kesehatan
Tidak berselang lama, sang suami harus menjalani rawat inap karena mengalami serangan jantung kembali. Mulai dari rawat inap di Rumah Sakit Dr. Soedono Madiun hingga dirujuk ke Rumah Sakit Pelindo Husada Citra Surabaya karena memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. Sampai pada akhirnya harus dilakukan tindakan pemasangan ring di jantungnya.
“Bulan November dari rumah sakit Soedono dirujuk pakai ambulans ke rumah sakit Pelindo Husada Citra Surabaya. Memang pada saat itu kami naik kelas ke VIP karena yang sesuai hak kelasnya penuh. Dan kami pun mengetahui konsekuensinya saat kami memutuskan untuk naik kelas, yaitu nanti akan membayar sharing biayanya. Untuk tindakan pemasangan ring jantung, suami saya dirujuk lagi ke Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya, karena memang alat untuk pemasangan ring itu hanya ada di situ,” ceritanya.
Sampai dengan saat ini, suami Sekretaris Bappeda tersebut masih menjalani rawat jalan dan direncanakan pada akan dilakukan tindakan pemasangan ring jantung Sesuai prosedur. Mereka sudah mendaftar ke RS Dr. Soetomo untuk dilakukan tindakan dan mereka sudah mengerti informed consent terkait tambahan biaya ketika memiih untuk naik kelas dari hak yang seharusnya mereka dapatkan.
Baca Juga: Warga Kandat ini Bersyukur Jadi Peserta JKN, Semua Anggota Keluarganya Dimudahkan dalam Berobat
“Ya pada intinya sampai dengan saat ini suami saya enam kali keluar masuk rumah sakit, Alhamdulillah Program JKN-KIS ini sangat membantu. Lima kali nol rupiah dan satu kali membayar sharing. Tapi jika memang ada tambahan biaya yang kami keluarkan, memang sudah menjadi kewajiban dan konsekuensi karena kami sendiri yang memilih untuk naik kelas dari hak kelas yang kami dapat. Untuk ke depannya, agar BPJS Kesehatan tetap rutin lagi memberikan sosialisasi terkait pemahaman Program JKN-KIS untuk semua kalangan masyarakat, sehingga ketika akan menggunakan layanan JKN KIS mereka sudah mengerti tentang alur dan prosedur dari program JKN-KIS,” tutupnya. (hen/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News