PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Sebanyak 60 komunitas pemilik kedai dan cafe di kawasan Pandaan, Sukorejo, dan Purwosari mengaku tidak menjual kopi produksi petani kopi Kabupaten Pasuruan. Mereka justru menemukan bahan baku tersebut ketika berburu kopi di luar Kabupaten Pasuruan.
Hal serupa terjadi pada sejumlah resto dan hotel yang tidak menyajikan menu kopi produksi petani Pasuruan. Mereka lebih memilih kopi instan atau kopi yang berasal dari luar pulau.
Baca Juga: Ketua DPRD Pasuruan Support Penuh Persekabpas untuk Terus Menang di Liga Nusantara
Yandra, seorang pemilik kedai kopi di Pandaan, mengaku tidak menyediakan kopi Pasuruan karena sulitnya mendapatkan bahan baku yang bercita rasa. Kopi kualitas super justru didapatkannya ketika ia berburu biji kopi di daerah lain.
“Kedai kopi kami tidak kebagian kopi super produksi petani Pasuruan. Kami seolah-olah tidak bisa menjadi tuan rumah di rumah sendiri karena tidak menyajikan kopi Pasuruan,” kata Yandra pada pelatihan barista dan sensori, Cofferasi di Pandaan.
Menurutnya, bahan baku kopi yang tersedia di Kabupaten Pasuruan hanya berkualitas KW. Sehingga tidak cukup layak disajikan di kedai kopinya.
Baca Juga: Peringatan Harkodia di Pasuruan, Pj Gubernur Jatim Tekankan Pilar Utama Pencegahan Korupsi
Edy Nurhadi, Sekretaris Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Pasuruan, tak menampik adanya keluhan dari para penyedia jasa kedai kopi yang kesulitan mendapatkan bahan baku kopi berkualitas. Pada beberapa tahun lalu, pihaknya juga telah memberikan imbauan agar penyedia jasa kuliner dari warung kopi, resto, hingga perhotelan untuk menyajikan menu minuman kopi produksi petani Pasuruan.
“Kami menginginkan agar kedai-kedai kopi, cafe, dan resto menyediakan kopi Pasuruan yang bercita rasa tinggi. Sehingga para penikmat kopi tidak perlu ngopi jauh-jauh ke luar kota,” kata Edi.
Menurutnya, adanya keluhan tidak adanya bahan baku kopi di Pasuruan akan menjadi bahan evaluasi atas misskomunikasi antara petani dan stakeholder. Karena dari delapan kecamatan penghasil kopi, seharusnya bisa memenuhi kebutuhan bahan baku kedai-kedai kopi di Kabupaten Pasuruan.
Baca Juga: Polisi di Pasuruan Ringkus Bandar Sabu
Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Pasuruan, Andri Wahyudi berharap pelatihan ini bisa menjadi jembatan untuk mempertemukan petani kopi dan pemilik kedai kopi. Sehingga persoalan ketersediaan pasokan bahan baku yang selama ini menjadi kendala bagi pemilik kedai kopi maupun resto, bisa teratasi.
"Peran pemerintah seharusnya dilakukan secara terpadu untuk mendongkrak perkopian dari hulu hingga hilir. Para petani harus diberikan pendampingan sejak pemilihan varietas unggul bibit kopi, perawatan tanaman, dan pasca panen. Setelah itu dibantu dalam pemasaran dan branding serta analisa usaha produk kopi petani. Dukungan infrastruktur, jalan usaha tani, unit pengolahan hasil (UPH) juga tidak bisa di kesampingkan,” kata Andri. (afa/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News