BANYUWANGI, BANGSAONLINE.com - Dinas Perikanan Banyuwangi melalui bidang perikanan dan budidaya di tahun 2019 sudah mengadakan dua kali pelatihan budidaya ikan tawar dengan sistem kolam terpal dan sistem kolam bioflok.
"Kegiatan pelatihan budidaya yang sudah kami jalankan ini sebagai bentuk meningkatkan ilmu pengetahuan perikanan kepada kelompok budidaya terutamanya di kaum milenial," ucap Kepala Bidang Perikanan dan Budidaya Suryono Bintang Samudra, Kamis (28/3).
Baca Juga: Pemkot Kediri Studi Tiru Layanan Aduan 112 dan SP4N LAPOR! ke Pemkab Banyuwangi
Ia menerangkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) tentang budidaya perikanan air tawar. Selain itu, juga sebagai peningkatan kapasitas dan penumbuhan jiwa kewirausahaan perikanan di kalangan generasi milenial. "Kegiatan pelatihan ini juga membangun budaya ikan berbasis kawasan," terangnya.
Suryo, sapaannya menambahkan, pelatihan semacam ini diperlukan karena potensi perikanan budidaya di Kabupaten Banyuwangi sangat besar sekali. Peningkatan utamanya dari pasar sangat terbuka.
"Dengan banyaknya bermunculan warung-warung kuliner ikan bakar maka secara otomatis kebutuhan ikan sangatlah tinggi. Maka dari itu kelompok budidaya ikan ini kami ajarkan dengan memakai sistem kolam terpal dan sistem bioflok agar nantinya bisa diaplikasikan di wilayahnya," tambahnya.
Baca Juga: Bupati Banyuwangi Gelar Halalbihalal Bersama Ribuan Pegawai Pemerintah
Suryo mengungkapkan, budidaya dengan memakai sistem bioflok ini bisa menghemat biaya produksi. Ia mencontohkan, kapasitas bioflok dengan ukuran 3 meter bisa menampung sampai 7.500 ikan. Sedangkan untuk ukuran yang 2 meter bisa menampung 5.000 ikan. Dengan modal Rp 6 juta selama 3 bulan waktu panen bisa menembus uang Rp 7,8 juta.
"Berarti kelompok budidaya dengan memakai satu sistem bioflok selama tiga bulan mendapat laba sebanyak satu juta delapan ratus per panen," ungkapnya. (gda/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News