LEIPZIG (bangsaonline)
Ada yang baru di pengajian WNI di Leipzig. Warga NU di Leipzig kali ini (14/10/2014) menghadirkan rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, Prof. Dr. Abd A´la. Kegiatan yang biasa cuma dihadiri WNI muslim itu, kali ini juga didatangi oleh WNA non-muslim.
Baca Juga: Pengurus PC LPBI SER NU Gresik Siaga Bencana Alam
Rektor UIN Surabaya, yang juga pemimpin di pesantren terbesar di Madura, menekankan pentingnya menjaga silaturahim antar umat manusia. Islam mengajarkan tidak hanya menjalin hubungan horizontal antara Tuhan dengan makhluk (hablun min allah)), tapi juga mempererat hubungan vertikal antara sesama ciptaan-Nya (hablun min al-nas). Lebih lanjut ungkapnya, Islam yang sebenarnya adalah agama yang mengayomi seluruh umat manusia. Agama yang rahmatan lil alamin, agama kasih sayang sekalian alam.
WNA yang hadir sangat antusias dalam mengikuti acara itu. Mereka larut dalam diskusi yang diselenggarakan bersama PPI Leipzig. Vano Sondakh, Humas PPI Leipzig, mengatakan, pengajian semacam itu sudah menjadi agenda rutin yang dilakukan setiap bulan.
Menurut Suhendra, ilmuwan semikonduktor asal Padang yang telah 13 tahun berkarir di Jerman, mengungkapkan kegiatan semacam itu baginya menjadi penyejuk rohani di negara penganut rasionalisme bebas itu.
Baca Juga: Bedah Buku KH Hasyim Asy'ari di Banjarmasin, Khofifah Sampaikan Pesan Persatuan dan Persaudaraan
Selain itu, para WNI dan WNA juga dapat saling bertukar pengetahuan kebudayaan masing-masing. Alexis, misalnya, seorang arsitek asal Meksiko, mengungkapkan ia sangat menikmati nuansa keramahan dan keakraban yang ditunjukkan oleh orang Indonesia. Selain itu, ia sangat takjub dengan cita rasa masakan Indonesia yang pedas.
Pengajian semacam itu diharapkan bisa menjadi perekat hubungan antar umat beragama. Selain itu juga dapat menjadi ajang saling tukar informasi kebudayaan antar bangsa.
Kebebasan Beragama di Jerman
Baca Juga: Bedah Buku KH Hasyim Asy'ari di Pekanbaru, Khofifah: Teladan Kepemimpinan dalam Keberagaman
Konstitusi Nasional Jerman tahun 1919 dan 1949 menjamin kebebasan individu dalam menganut kepercayaan dan agama masing-masing. Tidak boleh ada yang melarang atau bersikap deskriminatifterhadap kepercayaan atau pandangan keagamaan seseorang.
Sensus yang dibuat pada tahun 2011 menyebutkan bahwa 66.8%warga Jerman menganut agama Kristen. Islam menempati posisi kedua terbanyak dengan penganut sekitar 5% dari populasi penduduk Jerman.
Menurut data dari Euro Islam, 70% kaum muslim di Jerman berasal dari Turki. Selebihnya dari Bosnia Herzegovina (sekitar 167,081), Iran (81,495), Maroko (79,794), Afganistan (65,830), Lebanon (46,812), Pakistan (35,081), Syria (29,476), Tunisia (24,533), Aljazair (16,974), serta asal Indonesia (12,660).
Baca Juga: Kang Irwan Dukung Mbah Kholil, Kiai Bisri dan Gus Dur Ditetapkan jadi Pahlawan Nasional
Kontribusi:
Kamal Yusuf
Mahasiswa Ph.D di Orientalisches Institut Universität Leizig
Baca Juga: Khofifah Undang Menkop Jadi Narasumber Kongres VIII Muslimat NU di Surabaya
Aktivis NU Jerman di Leipzig
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News