JEMBER, BANGSAONLINE.com – Puluhan pendukung paslon nomor urut 02 Capres - Cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno menggelar aksi unjuk rasa (demo) di depan Kantor KPUD Jember, Jalan Kalimantan, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember, Senin siang (20/5).
Mereka yang terdiri dari anggota purnawirawan yang tergabung dalam Purnawirawan Pejuang Indonesia Raya (PPRI), emak-emak, dan puluhan kelompok relawan menilai kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) tidak maksimal.
Baca Juga: Begini Respons KPU Jember soal Sirekap
Aksi demo tersebut diawali dengan melakukan long march dari titik kumpul di bundaran DPRD Jember menuju Kantor KPU Jember. Mereka dikawal ketat oleh ratusan petugas dari Polres Jember, dan dengan menggunakan pengeras suara yang diletakkan dalam mobil bak terbuka, mereka meneriakkan kalimat orasi bernada protes terhadap kinerja yang dilakukan KPU.
“Kenapa 628 Petugas KPPS meninggal seluruh Indonesia, kenapa tidak ada tim khusus yang mencari fakta? Ada apa kenapa? Whats wrong? Ada yang salah kah? Kita ingin tahu. Jika sakit karena penyakit karena penyakit bawaan, ayo jelaskan dan terbuka kepada masyarakat. Jangan didiamkan pak! Sehingga muncul kecurigaan masing-masing, jangan-jangan diracun, jangan-jangan begini,” kata Korlap Aksi Syafa Ismail.
Syafa menilai, sejumlah persoalan tersebut tidak jelas penyelesaiannya. “Terkesan seperti ada yang dtutup-tutupi. Sekitar 5.000 lebih petugas menjalani perawatan di rumah sakit yang tidak jelas bagimana nasibnya, kurangnya apresiasi dan rasa empati terhadap keluarga yang ditinggalkan, kami anggap sebagai ketidakbecusan dan kurang baiknya kinerja KPU,” tegasnya.
Baca Juga: Kelelahan, 7 Petugas KPPS Meninggal, di Banyuwangi, Magetan, Wonosobo, Tangerang, Klaten, Aceh
Bahkan para pengunjuk rasa juga mengingatkan, agar KPU dalam bekerja didasarai rasa takut kepada Tuhan. Pasalnya, massa menilai pelaksanaan pemilu kali ini banyak kecurangan, tetapi KPU dianggap tidak bergeming dengan kondisi yang ada.
“Takutlah kepada Allah. Setelah terbukti ternyata ada faktor penyebab yang membahayakan, wajib KPU dihukum. Tetapi kalau tidak (penyebab apapun, murni meninggal Karena takdir) maka yang sudah meninggal wajib diberi penghargaan. Bahkan relawan kami siap untuk menyantuni, untuk keluarga yang ditinggalkan. Ini nyawa manusia pak. Melalui aksi damai ini kita ingin menyampaikan aspirasi kita,” jelasnya.
Bahkan terhadap aksi yang akan digelar di Jakarta pada 22 Mei 2019 besok, mereka menyatakan tidak perlu ikut, dan cukup mendoakan dari Jember. “Kenapa tidak ke Jakarta kok hanya di Jember, karena Jember bagian dari Indonesia, dan cukup di Jember. Pasti sampai di Jakarta,” katanya.
Baca Juga: Ketua KPU Jember: Progres Pengiriman Logistik Pemilu Sudah 95 Persen
Aksi unras tersebut diketahui sampai menutup akses jalan utama. Sehingga pengendara kendaraan yang akan melewati Jalan Kalimantan, harus melalui jalan di dalam Kampus Universitas Jember (Unej). (jbr1/yud/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News